Saturday, December 5, 2015

KONSEP JODOH MENURUT ISLAM




Misteri jodoh,,,,,,,,,,,,

Sebagai manusia tak ada seorangpun dari kita yang mengetahui siapa  jodoh kita. Karna jodoh adalah misteri, seringkali kita mengejar-ngejar jodoh namun ia menjauh, dan yang tak sengaja bertemu justu malah mendekat, yang seakan-akan sudah pasti menjadi ragu, namun yang awalnya diragukan justru menjadi pasti, dan selalu yang diharapkan terkadang tak berujung kepernikahan, namun justru yang takpernah dipikirkan malah bersanding di pelaminan. Nah,,,lalu sebenarnya bagaimana islam menjelaskan tentang konsep jodoh.? Lalu apakah jika seseorang menikah lalu bercerai itu berarti pasangannya saat menikah bukanlah jodohnya.
Berikut ini adalah pemaparanya:
Konsep jodoh menurut islam merupakan bagian dari konsep takdir, artinya hal tersebut sudah menjadi ketentuan allah sejak zaman azzali untuk manusia, dalam kitab lauhful mahfud-nya sesungguhnya allah telah menciptakan jodoh sesuai dengan kualitas diri serta keiman yang pas bagi hamba-hambanya dan untuk dipertemukan diwaktu yang tepat. jadi tidak ada istilah terlalu cepat atau terlalu lambat untuk ikrarnya sebuah jodoh karna segala hal sangatlah mungkin bagi allah. lalu jodoh  yang bagaimana yang diridhoi allah SWT.
Jodoh yang diridhoi oleh allah SWT tentu saja adalah jodoh yang diikat oleh akad atau melalui ikatan pernikahan yang sah, seperti dalam fiman allah QS ar-ruum : 21.
  
“dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Dari ayat tersebut kita bisa lihat bahwa tujuan pernikahan adalah memberikan rasa tentram dan damai, dimana seorang istri dapat memberikan rasa tenang suaminya dengan kelembutan yang dimiliki begitu juga sang suami dapat menciptakan rasa tenang untuk istrinya sebagai pemimpin keluarga dan imam yang bertanggung jawab.
Kita sering pula mendengarkan pertanyaan “sebenarnya ada berapakah jodoh kita?” apakah hanya satu atau bisa lebih dari satu, jika kita mendengar kata jodoh maka konotasinya adalah seumur hidup, hingga kematian yang memisahkan dan jumlahnya hanya satu saja, namun bila jodoh itu takdir allah dan hanya terjadi satu kali, lalu mengapa terjadi perceraian. Apakah pasangan kita sebelumnya adalah bukanlah jodoh kita.
Perceraian pun tak terlepas dari takdir namun itu diserahkan kepada para hamba allah, walaupun islam tidak menganjurkan bercerai tapi terkadang bercerai justru menjadi kebaikan, ketika pasangan hidupnya mempunyai akhlak yang buruk dan tidak mau tunduk pada syari’at allah. jodoh atau pasangan hidup juga mungkin saja tak harus seumur hidup dan jumlahnya mungkin saja bukan hanya satu sesuai dengan kehendak allah SWT terhadap hambanya. Jadi apabila ada seorang laki-laki menikahi wanita dan dikatakan mereka menjadi jodoh atau pasangan, namun apabila pasangan suami istri ini bercerai maka dapat dikatakan perjodohan mereka sudah berahir dan bila laki itu menikah dengan wanita lainya maka pasangan baru itu dikatakan jodoh baru baginya dan begitulah seterunya. semua kejadian  itu sudah ada dalam lauhful mahfudz tempat dimana dituliskan semua kejadian yang akan terjadi dan kita sebagai manusia tidak akan pernah tau seperti apakah bentuk serta ketentuannya, juga tak pernah tau apakah allah akan benar-benar menjalankanya atau akan merubah ketentuannya karna semua itu adalah rahasia allah SWT.
Jika semua sudah ditakdirkan oleh allah SWT, lalu buat apa berusaha?. Jika berpikir demikian maka itu adalah pemikiran yang keliru sebab allah memerintahkan kita untuk bekerja, berihtiar, serta berdo’a termasuk pula dalam memilih dan mencari jodoh yang terbaik bagi kita, maka salah besar jika kita hanya berdiam diri menungu jodoh kita datang dari langit. Seperti dalam firman allah Qs At-taubah 105.

“dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Allah yang maha kuasa memilki berbagai takdir kepada manusia yang kadangkala itu sulit dimerti dan diterima oleh manusia, namun kita harus yakin bahwa takdir yang ditentukan oleh allah kepada kita pastilah untuk kebaikan kita. sepertihalnya jodoh, jodoh memang sudah di takdirkan  namun semuanya di serahkan pada usaha kita, karna sesungguhnya kewajiban seorang hamba adalah berusaha, lalu allah lah yang menetukan hasil ahirnya. Kita sebagai seorang hamba tidak pernah mengetahui apa yang ada dalam lauhful mahfudz semua yang terjadi dalam hidup ada dalam kuasa allah SWT. Berusahalah menjadi peribadi yang terbaik dalam pandangan allah agar kelak allah memberikan jodoh yang terbaik pula bagi kita, jadi bagi yang belum menemukan jodohnya jangan berputus asa karna allah tidak pernah terlambat, allah juga tidak pernah tergesa-gesa, allah selalu tepat waktu karna segala sesuatu akan datang diwaktu disaat yang terbaik untuk kita. amin ya rabbal ‘alamin…….
Kesimpulan:
Ternyata segala sesuatu itu sudah ditentukan oleh allah yang sudah di tulis di lauhful mahfudz. Dan kalau jodoh adalah takdir dari allah SWT. Jodoh yang diridhoi oleh allah SWT adalah pernikahan yang sah. Dan jika seseorang ingin mencari jodoh yang di inginkanya, semisal “istri yang solehah “ maka dia harus memantaskan dirinya menjadi pribadi yang soleh juga, insyallah ia akan dapatkan karna allah SWT.
  
wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)
Ayat ini menunjukkan kesucian 'Aisyah r.a. dan Shafwan dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Rasulullah adalah orang yang paling baik Maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau.[1]





Add to Cart

0 komentar:

Post a Comment