Misteri jodoh,,,,,,,,,,,,
Sebagai manusia tak ada seorangpun
dari kita yang mengetahui siapa jodoh
kita. Karna jodoh adalah misteri, seringkali kita mengejar-ngejar jodoh namun
ia menjauh, dan yang tak sengaja bertemu justu malah mendekat, yang seakan-akan
sudah pasti menjadi ragu, namun yang awalnya diragukan justru menjadi pasti,
dan selalu yang diharapkan terkadang tak berujung kepernikahan, namun justru
yang takpernah dipikirkan malah bersanding di pelaminan. Nah,,,lalu sebenarnya
bagaimana islam menjelaskan tentang konsep jodoh.? Lalu apakah jika seseorang
menikah lalu bercerai itu berarti pasangannya saat menikah bukanlah jodohnya.
Berikut ini adalah pemaparanya:
Konsep jodoh menurut islam merupakan
bagian dari konsep takdir, artinya hal tersebut sudah menjadi ketentuan allah
sejak zaman azzali untuk manusia, dalam kitab lauhful mahfud-nya sesungguhnya
allah telah menciptakan jodoh sesuai dengan kualitas diri serta keiman yang pas
bagi hamba-hambanya dan untuk dipertemukan diwaktu yang tepat. jadi tidak ada
istilah terlalu cepat atau terlalu lambat untuk ikrarnya sebuah jodoh karna
segala hal sangatlah mungkin bagi allah. lalu jodoh yang bagaimana yang diridhoi allah SWT.
Jodoh yang diridhoi oleh allah SWT
tentu saja adalah jodoh yang diikat oleh akad atau melalui ikatan pernikahan
yang sah, seperti dalam fiman allah QS ar-ruum : 21.
“dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Dari ayat tersebut kita bisa lihat
bahwa tujuan pernikahan adalah memberikan rasa tentram dan damai, dimana
seorang istri dapat memberikan rasa tenang suaminya dengan kelembutan yang
dimiliki begitu juga sang suami dapat menciptakan rasa tenang untuk istrinya
sebagai pemimpin keluarga dan imam yang bertanggung jawab.
Kita sering pula mendengarkan pertanyaan
“sebenarnya ada berapakah jodoh kita?” apakah hanya satu atau bisa lebih dari
satu, jika kita mendengar kata jodoh maka konotasinya adalah seumur hidup,
hingga kematian yang memisahkan dan jumlahnya hanya satu saja, namun bila jodoh
itu takdir allah dan hanya terjadi satu kali, lalu mengapa terjadi perceraian. Apakah
pasangan kita sebelumnya adalah bukanlah jodoh kita.
Perceraian pun tak terlepas dari
takdir namun itu diserahkan kepada para hamba allah, walaupun islam tidak
menganjurkan bercerai tapi terkadang bercerai justru menjadi kebaikan, ketika
pasangan hidupnya mempunyai akhlak yang buruk dan tidak mau tunduk pada
syari’at allah. jodoh atau pasangan hidup juga mungkin saja tak harus seumur
hidup dan jumlahnya mungkin saja bukan hanya satu sesuai dengan kehendak allah
SWT terhadap hambanya. Jadi apabila ada seorang laki-laki menikahi wanita dan
dikatakan mereka menjadi jodoh atau pasangan, namun apabila pasangan suami
istri ini bercerai maka dapat dikatakan perjodohan mereka sudah berahir dan
bila laki itu menikah dengan wanita lainya maka pasangan baru itu dikatakan
jodoh baru baginya dan begitulah seterunya. semua kejadian itu sudah ada dalam lauhful mahfudz tempat
dimana dituliskan semua kejadian yang akan terjadi dan kita sebagai manusia
tidak akan pernah tau seperti apakah bentuk serta ketentuannya, juga tak pernah
tau apakah allah akan benar-benar menjalankanya atau akan merubah ketentuannya
karna semua itu adalah rahasia allah SWT.
Jika semua sudah ditakdirkan oleh allah
SWT, lalu buat apa berusaha?. Jika berpikir demikian maka itu adalah pemikiran
yang keliru sebab allah memerintahkan kita untuk bekerja, berihtiar, serta
berdo’a termasuk pula dalam memilih dan mencari jodoh yang terbaik bagi kita,
maka salah besar jika kita hanya berdiam diri menungu jodoh kita datang dari
langit. Seperti dalam firman allah Qs At-taubah 105.
“dan
Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Allah yang maha kuasa memilki
berbagai takdir kepada manusia yang kadangkala itu sulit dimerti dan diterima
oleh manusia, namun kita harus yakin bahwa takdir yang ditentukan oleh allah
kepada kita pastilah untuk kebaikan kita. sepertihalnya jodoh, jodoh memang
sudah di takdirkan namun semuanya di
serahkan pada usaha kita, karna sesungguhnya kewajiban seorang hamba adalah
berusaha, lalu allah lah yang menetukan hasil ahirnya. Kita sebagai seorang
hamba tidak pernah mengetahui apa yang ada dalam lauhful mahfudz semua yang
terjadi dalam hidup ada dalam kuasa allah SWT. Berusahalah menjadi peribadi
yang terbaik dalam pandangan allah agar kelak allah memberikan jodoh yang
terbaik pula bagi kita, jadi bagi yang belum menemukan jodohnya jangan berputus
asa karna allah tidak pernah terlambat, allah juga tidak pernah tergesa-gesa,
allah selalu tepat waktu karna segala sesuatu akan datang diwaktu disaat yang
terbaik untuk kita. amin ya rabbal ‘alamin…….
Kesimpulan:
Ternyata segala sesuatu itu sudah
ditentukan oleh allah yang sudah di tulis di lauhful mahfudz. Dan kalau jodoh
adalah takdir dari allah SWT. Jodoh yang diridhoi oleh allah SWT adalah
pernikahan yang sah. Dan jika seseorang ingin mencari jodoh yang di inginkanya,
semisal “istri yang solehah “ maka dia harus memantaskan dirinya menjadi
pribadi yang soleh juga, insyallah ia akan dapatkan karna allah SWT.
wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)
Ayat ini
menunjukkan kesucian 'Aisyah r.a. dan Shafwan dari segala tuduhan yang
ditujukan kepada mereka. Rasulullah adalah orang yang paling baik Maka pastilah
wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau.[1]
0 komentar:
Post a Comment