Memang perkara jodoh ini tidak bisa dipisahkan dengan impian dan harapan
dari seorang anak manusia yang memang diciptakan oleh Tuhannya sebagai makhluk
yang berpasang-pasangan dan saling rindu-merindukan, oleh karenanya pantaslah
bila kata “menggapai” disematkan dalam judul tulisan ini.
Jodoh selayaknya impian, perlu diperjuangkan agar menjadi sebuah
kenyataan. Namun jodoh adalah impian yang unik dan memiliki karakteristik
yang berbeda dari impian-impian yang lain. Bila impian pada umumnya perlu
diusahakan secara langsung dan tidak memiliki beda cara memperjuangkannya bagi
lelaki dan perempuan, maka cara memperjuangkan jodoh menjadi berbeda bagi
laki-laki dan perempuan dan sangat perlu diusahakan secara tidak langsung.
Apa yang dimaksud dengan mengusahakan jodoh dengan cara tidak langsung?
yaitu senantiasa memperbaiki kualitas diri, baik dalam hal kualitas keduniawian
maupun spiritualitas kita di hadapan Sang Pencipta. Karena jangan harap bisa
mendapatkan jodoh yang baik, bila diri sendiri saja belum termasuk ke dalam
golongan orang yang baik. Banyak yang menuntut kriteria pasangan idamannya jauh
di atas kualitas dirinya sendiri, inilah yang menyebabkan orang merasa “sulit
jodoh”, padahal yang mereka alami sebenarnya adalah “sulit introspeksi diri”.
Adapun perbedaan cara memperjuangkan jodoh bagi laki-laki dan perempuan
seperti yang saya kemukakan di paragraf awal tadi adalah bahwa si laki-laki
berhak memilih calon pasangannya, sedangkan si perempuan berhak menolak bila
dirinya merasa tidak sesuai dengan laki-laki yang telah memilihnya sebagai
calon pasangan. Rupanya tidak banyak berbeda bukan? karena keduanya masih
sangat perlu memperbaiki kualitasnya masing-masing, si lelaki sebaiknya
berusaha terus memperbaiki diri untuk meningkatkan peluang ia tidak ditolak
setelah memilih perempuan yang sesuai dengan kriterianya, sebaliknya si
perempuan juga sebaiknya terus memperbaiki diri dan pengetahuannya untuk
meningkatkan peluang bahwa dirinya lah yang kemudian akan dipilih sekaligus
memastikan bahwa lelaki yang memilihnya adalah lelaki yang baik bagi diri dan
agamanya.
Ah iya, saya lupa memberikan definisi jodoh yang saya maksud dalam
tulisan ini. Jodoh dalam pandangan saya adalah sebuah proses yang
justru baru dimulai sesaat setelah si laki-laki dan perempuan yang saling
mencinta disatukan dalam prosesi akad nikah dan berakhir saat Allah mencabut
nyawa atau hilang iman keislamannya. Agar jelas bahwa hubungan antara laki-laki
dan perempuan di luar pernikahan bukanlah termasuk proses berjodoh apalagi bila
disebut proses untuk menemukan jodoh.
Jodoh pun sangat jauh kaitannya dengan kekurangan rezeki, karena
nyatanya justru jodoh lah yang menyelamatkan rezeki para perjaka dan perawan
yang serius menggapai jodohnya melalui jalan yang baik dan penuh keikhlasan di
setiap langkah proses pencarian jodohnya.
Lalu seperti apakah jalan yang baik menurut Islam dalam menggapai jodoh,
yang sudah terbukti bisa menghadirkan kebahagiaan dalam berkeluarga, sekaligus
terbukti sukses menghasilkan generasi penerus yang bermanfaat bagi bangsa,
negara, juga agamanya??
0 komentar:
Post a Comment