OLEH KHOIRUL AMRI
PROGRAM STUDI EKONOMI
SYARIAH
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
2014/2015
Pendahuluan
Terminologi
peradaban atau kadangkala disebut tamadun dibicara dan dikupas oleh para ahli
dari berbagai disiplin mengikut pandangan masing-masing. Biarpun begitu, kerana
berlainan latar belakang ilmu dan disiplin para ahli, menyebabkan wujudnya
penafsiran yang berbeda.
Fokus utama makalah ini ialah untuk memberi gambaran dan seterusnya menjelaskan konsep peradaban atau tamadun berdasarkan aspek bahasa (semantik) dan pandangan beberapa ahli. Kemudian menjelakan rauang lingkup sejarah peradaban islam dan hubungannya dengan kitab suci Al- Qua’an dan Al-Hadits.
Fokus utama makalah ini ialah untuk memberi gambaran dan seterusnya menjelaskan konsep peradaban atau tamadun berdasarkan aspek bahasa (semantik) dan pandangan beberapa ahli. Kemudian menjelakan rauang lingkup sejarah peradaban islam dan hubungannya dengan kitab suci Al- Qua’an dan Al-Hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Sejarah
Sejarah secara
etimologi dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yang mengambil
dari kata “al-syajarah” dari bahasa
Arab, yang semula berarti pohon[1].
Kemudian berkembang lagi, yang berarti silsilah, asal-usul atau riwayat. Di
berbagai daerah Indonesia terdapat pula istilah-istilah daerah yang memiliki
pengertian yang sama misalnya tambo,
babat, hikayat,dan lain sebagainya.
Adapun secara terminologi, ada
beberapa definisi sejarah yang dikemukakan para ahli, antara lain:
Ibnu khaldun memberikan batasan sejarah dengan “Sejarah
ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atas ras tertentu”.[2]
Al-Maqiri membatasi dengan “Sejarah ialah memberikan
informasi tentang sesuatu yang pernah terjadi didunia’.[3]
W.Bauer (1928) mendefinisikan ”Sejarah ialah satu
ilmu pengetahuan yang berikhtisar untuk melukiskan dengan penglihatan yang
simpatik menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadinya perubahan karena
adanya hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya.[4]
E.Bernhim (1908) mendefinisikan “ilmu pengetahuan
sejarah ialah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan sejarah fakta-fakta
didalam waktu temporer dan di dalam hubungan dengan perkembangan umat manusia
dalam aktifitas mereka (baik individu maupun kolektif) sebagai makhluk sosial
di dalam hubungan dengan sebab akibat”. [5]
Dari rumusan-rumusan di atas, para
ahli sepakat bahwa sejarah ialah peristiwa masa lalu yang tidak hanya sekedar
memberi informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberi interpretasi
atas peristiwa yang terjadi dengan melihat pada hukum sebab akibat.
Dari uraian di atas dapatlah kita
simpulkan bahwa mempelajari sejarah, berarti mempelajari peristiwa-peristiwa
yang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat yang hidup dalam
sutu tempat tertentu sejak masa lalu sampai dengan masa sekarang dan
sebagaimana perkembangan di masa depan.
Bersejarah dalam arti mempelajari
sejarah, menurut ajaran islam, adalah mrupakan perbuatan/usaha yang
diperintahkan, untuk dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari peristiwa atau
kejadian yang ada di muka bumi.[6]
“Kami tidak mengutus sebelum kamu,
melainkan orang laki-laki yang kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk
negeri. Maka tidaklah mereka berpergian di muka bumi lalu melihat bagaimana
kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan Sesungguhnya
kampung akhirat adalah lebih baik bagi
orang-orang yang bertakwa. Maka tidaklah kamu memikirnya?
B. Pengertian Peradaban
Kata peradaban secara
etimologi adalah terjemahan dari kata Arab al-haharah.
Istilah Arab ini juga sering di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
dengan “kebudayaan”. Padahal istilah kebudayaan dalam bahasa Arab adalah al-tsaqafah. “kebudayaan” al tsaqafah(Arab)
dan culture (Inggris) dengan “Peradaban” al hadharah (Arab) dan civilization
(Inggris) sebagai istilah baku kebudayaan.
Definisi kebudayaan menurut para
ahli:
Sildi Gazalba,
mengatakan bahwa “Kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk
kesatuan sosial (masyarakat) dalam satu ruang dan waktu”.[7]
E,B.Taylor,
“Kebudayaan ialah suatu kesatuan jalinan yang meliputi pengetahuan, kesenian,
sosial, hukum, adat, dan tiap kesanggupan yang diperoleh seseorang sebagai
anggota masyarakat”.[8]
C.
Peradaban dan Kebudayaan Islam
Menurut
Ibn Khaldun, wujud suatu peradaban merupakan produk dari akumulasi tiga elemen
penting, anatra lain:
a) Kemampuan manusian untuk berfikir dan
menghasilkan sains dan tekhnologi
b) Kemampuan berorganisasi dalam bentuk
kekuatan politik dan militer
c) Kesanggupan berjuang utuk hidup
Jadi kemampuan berfikir merupakan elemen asas suatu
peradaban. Suatu bangsa akan beradab (berbudaya) hanya jika bangsa itu telah
mencapai tingkat kemapuan intelektual tertentu. Sebab kesempurnaan manusia
ditentukan oleh ketinggian pemikirannya. Suatu peradaban hanya akan wujud jika
manusia di dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan
taraf kehidupannya. Suatu pemikiran tidak da
pat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun
supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan
merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih mendasar
lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari
pandangan hidup.
Menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud:
1.
Wujud
ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagainsuatu ide-ide,gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan,dan sebagainya.
2.
Wujud
kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks atas aktifitas,
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.
Wujud
benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.[9]
D. Hubungan
Kitab Suci Al-qur’an dan Al-Hadits dengan Kebudayaan
Sebagai
umat islam kita meyakini Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber ajaran agama islam.
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang membacanya bernilai ibadah dan Al-Hadits adalah sabda (qoul),
perbuatan (fi’li), ketetapan (takri) dan sifat yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Dalam proses sejarah, ulama dalam berbagai generasii dengan
berbagai usaha untuk memahami maksud-maksud yang ada pada kitab-kitab tersebut.
Dalam memahami Al-Qur’an, sebagian ulama cenderung pada pendekatan kualitas
keutamaan structural, mereka mengajukan Metode
Tafsir bi Al-Matsur (bi Al-Riwayat) dengan prosedur penafsiran sebagai berikut:
·
Penafsiran
ayat al-qur’an dengan ayat alqur’an.
·
Penafsiran
ayat al-qur’an dengan hadis nabi.
·
Penafsiran
ayat al-qur’an dengan qoul sahabat
Begitu
juga dengan al-hadits ulama memverifikasi dengan melakukan dua pendekatan
yaitu:
1. Pendekatan kuntitatif, dengan menghitung
jumlah hadis pada setiap periode yang melahirakn hadis ahad dan mutawattir.
2. Pendekatan
kualitatif, yang melahirkan hadits-hadits, yaitu shahih, hasan dan dha’if.
Dari penjelasan diatas, kita bias mengetahui hubungan masing-masing dengan kebudayaan. Adapun hubungan Al-Qur’an dengan kebudayan terdapat pada prosedur penafsiran Al-Qur’an bi al-ma’tsur karena merupakan produk pemikiran ulama’ dalam rangka memahami kandungan makna Al-Qur’an. Dan juga bisa disebut peradaban karena prosedur tersebut sudah maju ( terutama dari segi semangat memahami dan menjalani kitab suci ). Sedangkan hubungan Al-Hadits dengan kebudayaan terdapat pada ilmu verifikasi hadits ( ulum al hadits) karena merupakan gagasan ulama’ dan bisa dikatakan peradaban karena verifikasi dilakukan oleh ulama’. Akan tetapi sebagian umat islam merasa keberatan apabila ilmu al-qur’an dan verifikasi hadis disebut sebagai kebudayaan atau peradaban.
Dari penjelasan diatas, kita bias mengetahui hubungan masing-masing dengan kebudayaan. Adapun hubungan Al-Qur’an dengan kebudayan terdapat pada prosedur penafsiran Al-Qur’an bi al-ma’tsur karena merupakan produk pemikiran ulama’ dalam rangka memahami kandungan makna Al-Qur’an. Dan juga bisa disebut peradaban karena prosedur tersebut sudah maju ( terutama dari segi semangat memahami dan menjalani kitab suci ). Sedangkan hubungan Al-Hadits dengan kebudayaan terdapat pada ilmu verifikasi hadits ( ulum al hadits) karena merupakan gagasan ulama’ dan bisa dikatakan peradaban karena verifikasi dilakukan oleh ulama’. Akan tetapi sebagian umat islam merasa keberatan apabila ilmu al-qur’an dan verifikasi hadis disebut sebagai kebudayaan atau peradaban.
D. Ruang Lingkup Sejarah Peradaban
Islam
Karena Islam lahir di Arab, maka ruang lingkup dari sejarah
peradaban Islam membahas tentang riwayat Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa
wahyu Tuhan, antara lain :
1.
Sebelum
Nabi dilahirakn yakni apa saja yang berkembang menjelang Rasulullah lahir yang
dipengaruhi oleh budaya bangsa-bangsa disekitarnya yang lebih awal maju
daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut melalui beberapa
jalur :
a. Hubungan dagang dengan bangsa lain,
seperti bangsa syiria, Persia, Mesir, dan Romawi yang telah mendapat pengaruh
Hellenisme (kebudayaan dulu yang mempengaruhi perkembangan fikir).
b. Melalui kerajaan proktetorat, seperti
kerajaan Hirah dibawah perlindungan Persia dan kerajaan Ghasa dibawah
perlindugan Romawi.
c.
Masuknya
misi Yahudi dan Kristen, tapi meski agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke
Arab, bangsa Arab kebanyakan masi menganut agama asli mereka yakni menyembah
berhala.
2.
Riwayat
Rasulullah dilahirkan sampai beliau wafat, yakni sebelum masa kerasulan Nabi
Muhammad dari kelahirannya dalam keadaan yatim menjadi yatim piatu sampai
beliau mendapat wahyu dari Tuhan dan berdakwah menyebarkannya hingga beliau
wafat.
3.
Kemajuan
Islam yang diteruskan oleh para sahabat seperti masa khulafaurrasyidin, bani Umayyah,
dan bani Abbasiyah.
4.
Masa
disentrigasi yakni adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari kekuasaan
bani Abbasiyah.
5. Masa kemunduran yakni masa dimana adanya
persaingan antar bangsa, kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan, dan lain-lain.
6. Penyebaran Islam di belahan dunia
barat dan lainnya, seperti Islam di Spanyol dan pengaruhnya di Eropa, di Asia
dan lainnya.
E. Tujuan Mempelajari Sejarah
Perdaban Islam
Sejarah perdaban islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang
melukiskan tentang perkembangan peradaban Islam sejak zaman dahulu hingga
sekarang di dalamnya telah memberikan gambaran kepada kita tentang maju
mundurnya peradaban islam pada setiap zaman dan bangsa di mana masyarakat Islam
berada. Dengan demikian, maka mempelajari sejarah peradaban Islam itu sangatlah
penting.
Di antara
tujuan mempelajari sejarah peradaban islam antara lain:
1.
Untuk
menyelidiki dan mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh umat
Islam terdahulu dalam lapangan peradaban
2.
Untuk
mengetahui perkembangan peradaban islm diberbagai negara, terutama
negara-negara Islam
3.
Untuk
menggali dan meninjau kembali fakto-faktor apa yang menyebabkan kemajuan islam
dalam lapangan peradaban dan faktor apa pula yang menyebabkan kemundurannya,
yang kemudian menjadi cermin bagi masa-masa sesudah nya
4.
Untuk
mengetahui dan memperbandingkan antara peradaban yang dijiwai oleh islam dengan
peradaban yang lepas dari jiwa islam,
dan dari sini akan diketahui mana peradaban islam dan mana pula peradaban non
islam yang dicetuskan oleh hasil karya umat Islam
5.
Dengan
mempelajari sejarah peradaban Islam kita akan mengetahui sumbangan Islam dan
umat Islam dalam lapangan peradaban umat manusia dipermukaan bumi ini
BABA III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebudayaan berasal dari bahasa arab Al-Tsaqafah
dan bahasa inggris culture. Kebudayaan memiliki banyak arti diantaranya,
kebudayaan merupakan bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu asyarakat.
Menurut Selo Sumarjan budaya merupakan semua karya, rasa dan cipta masyarakat.
Dan kebudayaan ini merupakan sesuatu yag ideal yang berupa cita-cita, rencana
atu bahkan sesuatu yang kita inginkan. Kebudayaan terefleksi dalam politik,
ekonomi dan juga tekhnologi. Oleh karena itu, kebudayaan merupakan
strategi-strategi yang dimiliki manusia untuk mewujudkan suatu rencana-rencana
dalam kehidupan. Yang disebut peradaban ruang lingkup dari sejarah. Peradaban
islam membahas tentang riwayat Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu Tuhan.
Daftar Pustaka
Ghazalba, Sidi, Sejarah Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bharata Karya
Aksara, 1981.
Shiddiqie, Nourouzzaman, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta:
Nur Cahaya, 1983.
Ghazalba Sidi, Azas Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1997 http:// http://www.google.com/Pengertian
Sejarah-Peradaban-Islam.
0 komentar:
Post a Comment