Wednesday, January 6, 2016

PENDEKATAN SEJARAH DALAM MEMAHAMI PERDABAN ISLAM



OLEH KHOIRUL AMRI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
2014/2015



Pendahuluan

Terminologi peradaban atau kadangkala disebut tamadun dibicara dan dikupas oleh para ahli dari berbagai disiplin mengikut pandangan masing-masing. Biarpun begitu, kerana berlainan latar belakang ilmu dan disiplin para ahli, menyebabkan wujudnya penafsiran yang berbeda.
Fokus utama makalah ini ialah untuk memberi gambaran dan seterusnya menjelaskan konsep peradaban atau tamadun berdasarkan aspek bahasa (semantik) dan pandangan beberapa ahli. Kemudian menjelakan rauang lingkup sejarah peradaban islam dan hubungannya dengan kitab suci Al- Qua’an dan Al-Hadits.














BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Sejarah
            Sejarah secara etimologi dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yang mengambil dari kata “al-syajarah” dari bahasa Arab, yang semula berarti pohon[1]. Kemudian berkembang lagi, yang berarti silsilah, asal-usul atau riwayat. Di berbagai daerah Indonesia terdapat pula istilah-istilah daerah yang memiliki pengertian yang sama misalnya tambo, babat, hikayat,dan lain sebagainya.
            Adapun secara terminologi, ada beberapa definisi sejarah yang dikemukakan para ahli, antara lain:
Ibnu khaldun memberikan batasan sejarah dengan “Sejarah ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting  pada waktu atas  ras tertentu”.[2]
Al-Maqiri membatasi dengan “Sejarah ialah memberikan informasi tentang sesuatu yang pernah terjadi didunia’.[3]
W.Bauer (1928) mendefinisikan ”Sejarah ialah satu ilmu pengetahuan yang berikhtisar untuk melukiskan dengan penglihatan yang simpatik menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadinya perubahan karena adanya hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya.[4]
E.Bernhim (1908) mendefinisikan “ilmu pengetahuan sejarah ialah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan sejarah fakta-fakta didalam waktu temporer dan di dalam hubungan dengan perkembangan umat manusia dalam aktifitas mereka (baik individu maupun kolektif) sebagai makhluk sosial di dalam hubungan dengan sebab akibat”. [5]
            Dari rumusan-rumusan di atas, para ahli sepakat bahwa sejarah ialah peristiwa masa lalu yang tidak hanya sekedar memberi informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberi interpretasi atas peristiwa yang terjadi dengan melihat pada hukum sebab akibat.
            Dari uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa mempelajari sejarah, berarti mempelajari peristiwa-peristiwa yang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat yang hidup dalam sutu tempat tertentu sejak masa lalu sampai dengan masa sekarang dan sebagaimana perkembangan di masa depan.
            Bersejarah dalam arti mempelajari sejarah, menurut ajaran islam, adalah mrupakan perbuatan/usaha yang diperintahkan, untuk dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari peristiwa atau kejadian yang ada di muka bumi.[6]
            “Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka berpergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan Sesungguhnya kampung  akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidaklah kamu memikirnya?

B. Pengertian Peradaban
            Kata peradaban secara etimologi adalah terjemahan dari kata Arab al-haharah. Istilah Arab ini juga sering di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan “kebudayaan”. Padahal istilah kebudayaan dalam bahasa Arab adalah al-tsaqafah. “kebudayaan” al tsaqafah(Arab) dan culture (Inggris) dengan “Peradaban” al hadharah (Arab) dan civilization (Inggris) sebagai istilah baku kebudayaan.

            Definisi kebudayaan menurut para ahli:
Sildi Gazalba, mengatakan bahwa “Kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam satu ruang dan waktu”.[7]

E,B.Taylor, “Kebudayaan ialah suatu kesatuan jalinan yang meliputi pengetahuan, kesenian, sosial, hukum, adat, dan tiap kesanggupan yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat”.[8]
C. Peradaban dan Kebudayaan Islam
Menurut Ibn Khaldun, wujud suatu peradaban merupakan produk dari akumulasi tiga elemen penting, anatra lain:
a)      Kemampuan manusian untuk berfikir dan menghasilkan sains dan tekhnologi
b)      Kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer
c)      Kesanggupan berjuang utuk hidup
Jadi kemampuan berfikir merupakan elemen asas suatu peradaban. Suatu bangsa akan beradab (berbudaya) hanya jika bangsa itu telah mencapai tingkat kemapuan intelektual tertentu. Sebab kesempurnaan manusia ditentukan oleh ketinggian pemikirannya. Suatu peradaban hanya akan wujud jika manusia di dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Suatu pemikiran tidak da
pat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih mendasar lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari pandangan hidup.
            Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud:
1.      Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagainsuatu ide-ide,gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,dan sebagainya.
2.      Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks atas aktifitas, kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.      Wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.[9]
D. Hubungan Kitab Suci Al-qur’an dan Al-Hadits dengan Kebudayaan
Sebagai umat islam kita meyakini Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber ajaran agama islam. Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya bernilai ibadah dan Al-Hadits adalah sabda (qoul), perbuatan (fi’li), ketetapan (takri) dan sifat yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam proses sejarah, ulama dalam berbagai generasii dengan berbagai usaha untuk memahami maksud-maksud yang ada pada kitab-kitab tersebut. Dalam memahami Al-Qur’an, sebagian ulama cenderung pada pendekatan kualitas keutamaan structural, mereka mengajukan Metode Tafsir bi Al-Matsur (bi Al-Riwayat) dengan prosedur penafsiran sebagai berikut:
·         Penafsiran ayat al-qur’an dengan ayat alqur’an.
·         Penafsiran ayat al-qur’an dengan hadis nabi.
·         Penafsiran ayat al-qur’an dengan qoul sahabat
Begitu juga dengan al-hadits ulama memverifikasi dengan melakukan dua pendekatan yaitu:
1.      Pendekatan kuntitatif, dengan menghitung jumlah hadis pada setiap periode yang melahirakn hadis ahad dan mutawattir.       
2.      Pendekatan kualitatif, yang melahirkan hadits-hadits, yaitu shahih, hasan dan dha’if.
Dari penjelasan diatas, kita bias mengetahui hubungan masing-masing dengan kebudayaan. Adapun hubungan Al-Qur’an dengan kebudayan terdapat pada prosedur penafsiran Al-Qur’an bi al-ma’tsur karena merupakan produk pemikiran ulama’ dalam rangka memahami kandungan makna Al-Qur’an. Dan juga bisa disebut peradaban karena prosedur tersebut sudah maju ( terutama dari segi semangat memahami dan menjalani kitab suci ). Sedangkan hubungan Al-Hadits dengan kebudayaan terdapat pada ilmu verifikasi hadits ( ulum al hadits) karena merupakan gagasan ulama’ dan bisa dikatakan peradaban karena verifikasi dilakukan oleh ulama’.
Akan tetapi sebagian umat islam merasa keberatan apabila ilmu al-qur’an dan verifikasi hadis disebut sebagai kebudayaan atau peradaban.
D. Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam
Karena Islam lahir di Arab, maka ruang lingkup dari sejarah peradaban Islam membahas tentang riwayat Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu Tuhan, antara lain :
1.      Sebelum Nabi dilahirakn yakni apa saja yang berkembang menjelang Rasulullah lahir yang dipengaruhi oleh budaya bangsa-bangsa disekitarnya yang lebih awal maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut melalui beberapa jalur :
a.       Hubungan dagang dengan bangsa lain, seperti bangsa syiria, Persia, Mesir, dan Romawi yang telah mendapat pengaruh Hellenisme (kebudayaan dulu yang mempengaruhi perkembangan fikir).
b.      Melalui kerajaan proktetorat, seperti kerajaan Hirah dibawah perlindungan Persia dan kerajaan Ghasa dibawah perlindugan Romawi.
c.       Masuknya misi Yahudi dan Kristen, tapi meski agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke Arab, bangsa Arab kebanyakan masi menganut agama asli mereka yakni menyembah berhala.
2.      Riwayat Rasulullah dilahirkan sampai beliau wafat, yakni sebelum masa kerasulan Nabi Muhammad dari kelahirannya dalam keadaan yatim menjadi yatim piatu sampai beliau mendapat wahyu dari Tuhan dan berdakwah menyebarkannya hingga beliau wafat.
3.      Kemajuan Islam yang diteruskan oleh para sahabat seperti masa khulafaurrasyidin, bani Umayyah, dan bani Abbasiyah.
4.      Masa disentrigasi yakni adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari kekuasaan bani Abbasiyah.
5.      Masa kemunduran yakni masa dimana adanya persaingan antar bangsa, kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan, dan lain-lain.
6.      Penyebaran Islam di belahan dunia barat dan lainnya, seperti Islam di Spanyol dan pengaruhnya di Eropa, di Asia dan lainnya.
E. Tujuan Mempelajari Sejarah Perdaban Islam
            Sejarah perdaban islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang melukiskan tentang perkembangan peradaban Islam sejak zaman dahulu hingga sekarang di dalamnya telah memberikan gambaran kepada kita tentang maju mundurnya peradaban islam pada setiap zaman dan bangsa di mana masyarakat Islam berada. Dengan demikian, maka mempelajari sejarah peradaban Islam itu sangatlah penting.

            Di antara tujuan mempelajari sejarah peradaban islam antara lain:
1.      Untuk menyelidiki dan mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh umat Islam terdahulu dalam lapangan peradaban
2.      Untuk mengetahui perkembangan peradaban islm diberbagai negara, terutama negara-negara Islam
3.      Untuk menggali dan meninjau kembali fakto-faktor apa yang menyebabkan kemajuan islam dalam lapangan peradaban dan faktor apa pula yang menyebabkan kemundurannya, yang kemudian menjadi cermin bagi masa-masa sesudah nya
4.      Untuk mengetahui dan memperbandingkan antara peradaban yang dijiwai oleh islam dengan peradaban  yang lepas dari jiwa islam, dan dari sini akan diketahui mana peradaban islam dan mana pula peradaban non islam yang dicetuskan oleh hasil karya umat Islam
5.      Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam kita akan mengetahui sumbangan Islam dan umat Islam dalam lapangan peradaban umat manusia dipermukaan bumi ini












BABA III
PENUTUP

Kesimpulan
            Kebudayaan berasal dari bahasa arab Al-Tsaqafah dan bahasa inggris culture. Kebudayaan memiliki banyak arti diantaranya, kebudayaan merupakan bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu asyarakat. Menurut Selo Sumarjan budaya merupakan semua karya, rasa dan cipta masyarakat. Dan kebudayaan ini merupakan sesuatu yag ideal yang berupa cita-cita, rencana atu bahkan sesuatu yang kita inginkan. Kebudayaan terefleksi dalam politik, ekonomi dan juga tekhnologi. Oleh karena itu, kebudayaan merupakan strategi-strategi yang dimiliki manusia untuk mewujudkan suatu rencana-rencana dalam kehidupan. Yang disebut peradaban ruang lingkup dari sejarah. Peradaban islam membahas tentang riwayat Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu Tuhan.






Daftar Pustaka

Ghazalba, Sidi, Sejarah Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bharata Karya Aksara, 1981.
Shiddiqie, Nourouzzaman, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1983.
Ghazalba Sidi, Azas Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1997 http:// http://www.google.com/Pengertian Sejarah-Peradaban-Islam.
Add to Cart

0 komentar:

Post a Comment