DISUSUN OLEH:
KHOIRUL AMRI
PRODI EKONOMI ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAI) JURAI SIWO
METRO 2014
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 21
A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 21
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 21
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................. 22
A. Pengertian.................................................................................................... 22
B. Hubungan Tariqat
Dengan Tasawuf........................................................... 23
C. Sejarah Timbulnya Tariqat.......................................................................... 24
D. Aliran-aliran Tariqat
Dalam Islam................................................................ 25
E. Istilah Tariqat.............................................................................................. 26
BAB III. PENUTUP........................................................................................... 29
A. Kesimpulan.................................................................................................. 29
B. Saran........................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tarikat berasal dari bahasa arab طريقة jamak dari kata طرق yang berarti “jalan” atau metode, dan mengacu pada aliran
keagamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam. secara konseptual terkait dengan
haqiqah atau kebenaran sejati, yaitu cita-cita ideal yang ingin dicapai oleh
para pelaku aliran tersebut. Seorang penganut ilmu agama akan memulai
pendekatannya dengan mempelajari hukum Islam, yaitu praktik eksoteris atau duniawi
Islam. Dan kemudian berlanjut pada jalan pendekatan mistis keagamaan yang
berbentuk tariqah, melalui praktik spritual dan bimbingan seorang pemimpin
tarekat, calon penghayat tarekat akan berupaya untuk mencapai haqiqah (hakikat atau
kebenaran hakiki ).
Bila ditinjau dari sisi lain, tarikat itu mempunyai tiga sistem,
yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekrabatan dan sistem hirarki seperti
khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub.
Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan tarekat dan hubungan tarekat dengan
tasawuf?
2.
Bagaimana sejarah timbulnya tarekat?
3.
Apa aliran-aliran tarekat dalam Islam dan istilah tarekat itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tarekat
Tarekat adalah jalan yanng ditempuh para sufi dan dapat digambarkan
sebagai jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syar’I,
sedangkan anak jalan disebut thariq. Kata turunan ini menunjukan bahwa menurut
anggapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang
terdiri dari hukum Ilahi, tempat berpijak bagi setiap muslim.[1]
Tak mungkin ada anak jalan tanpa ada jalan utama tempat berpangkal.
Pengalaman mistik tak mungkin didapat bila perintah syariat yang mengikat itu
tidak ditaati terlebih dahulu dengan seksama.[2]
Menurut Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy mengemukakan tiga macam
definisi, yang berturut-turut disebutkan:
ا لطر يقة هي ا لعمل با الشر يعة و ا لاخذ بعزا ئعها و ا لبعد عن ا
لتسا هل فيما لا ينبغي ا لتسا هل فيه
Artinya: “Tariqat adalah pengamalan syariat, melaksanakan beban
ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan (diri) dari (sikap) mempermudah (ibadah),
yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah”.[3]
ا لطر يقة هي ا جتنا ب ا لمنهيا ت ظا هرا و با طنا وا متثا ل ا لا وا
مر ا لا لهية بقد ر ا لطا قة
Artinya: “Tariqat adalah menjauhi larangan dan melakukan
perintah Tuhan sesuai dengan kesanggupannya, baik larangan yang nyata maupun
yang tidak (batin).”
ا لطر يقة هي ا جتنا ب ا محر
ما ت و ا لمكرو ها ت و فضو ل ا لمبا حا ت و ا دا ء ا لفرا ئض فما ا ستطا ع من ا
لنوا فل تحت ر عا ية عا ر ف من ا هل ا لنها ية
Artinya:“Tariqat adalah meninggalkan yang haram dan makruh,
memperhatikan hal-hal mubah ( yang sifatnya mengandung ) fadilah, menunaikan
hal-hal yang diwajibkan dan yang disunatkan, sesuai dengan kesanggupan (
pelaksanaan ) di bawah bimbingan seorang arif ( Syekh ) dan ( Sufi ) yang
mencita-citakan suatu tujuan.”[4]
B.
Hubungan Tariqat Dengan Tasawuf
Dalam ilmu tasawuf istilah tarikat tidak saja ditunjukan kepada
aturan dan cara-cara tertentu yang ditunjukan oleh seorang syaih tariqat dan
bukan pula terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang syaih tariqat
, tetapi meliputi segala aspek ajaran yang ada di dalam agama islam, seperti
halnya shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Ajaran tersebut merupakan
jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah.[5]
Di dalam tariqat yang sudah melembaga, tariqat mencakup semua aspek
ajaran islam seperti shalat, puasa, zakat, jihad, haji, dan sebagainya, telah
diketahui bahwa tasawuf itu secara umum
adalah usaha unuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat mungkin, melalui
penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah. Dan ajaran-ajaran tasawuf yang
harus ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah merupakan hakikat tariqat
yang sebenarnya, dengan demikian bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri
kepada Allah, sedangkan tariqat adalah cara atau jalan yang ditempuh seorang
dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah.
C.
Sejarah Timbulnya Tariqat
Ditinjau dari segi historisnya, kapan dan tariqat mana yang
mula-mula timbul sebagai suatu lembaga, sulit diketahui dengan pasti , namun De. Kamil Musthafa
Asy-syibi dalam tasisnya mengungkapkan tokoh pertama yang memperkenalkan sistem
tariqat syaih Abdul Qasiir al-Zailani ( 561 M-1166 H ) di Bagdag, Sayyid Ahmad
Ar-Rifa’i di mesir denagan tariqat Rifa’iyyaah, dan Jalal ad-din ar-rumi (672
H-1273 M) di Parsi.[6]
Harun Nasution menyatakan bahwa setelah al-Ghazali memenghalalkan
tasawuf yang sebelumnya yang dikatakan sesat, tasawuf berkembang didunia islam,
melalui tarikat. Tariqat adalah organisasi dari pengikut-pengikut sufyn besar,
yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tasawuf gurunya, tariqat
memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat, ini merupakan tempat
murid-murid berkumpul melestarikan ajaran tasawufnya.[7]
Pada awal kemunculannya, tariqat berkembang dari dua daerah yaitu,
Khusaran ( Iran ) dan Mesopotamia ( Irak ) pada periode ini mulai timbul beberapa diantara tariqat
Yasafiyah yang didirikan oleh Abd Al-Khaliq Al-Ghuzdawani.[8]
(9617 H.1220 M) tariqat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Muhamad Badauddin
an-Naqsabandi al-Awisi al-Bukhari ( 1389 M ) di Turkistan, tariqat Khalwatiyah
yang didirikan oleh Umar al-Khalwati
(1397 M ).[9]
D.
Aliran-aliran Tariqat Dalam Islam
1.
Tariqat Qadiriyah, yang didirikan oleh Muhy Ad-Din abd al-Qadir
al-Jailani (471 h/1078 M).
2.
Tariqat Syadziliyah yang dinisbatkan kepada Nur Ad-Din Ahmad
Asy-Syadzili ( 593- 656 H/ 1196-1258 M ).
3.
Tariqat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Muhammad Baharuddin
an-Naqsabandi al-Asisial-Bukhari (1389 M ) di Turkistan.
4.
Tariqat Yasafiyah dan Khawajaqawiyah, tariqat Yasafiah didirikan
oleh Ahmad al-Yasafi ( 562 H/1169 M ) sedangkan Khawajaqawiyah didirikan oleh
Abd al-Khaliq al-Ghuzdawani ( 617 H/1220 M ).
5.
Tariqat Khalwatiyah yang
didirikan oleh al-Khalwati ( 1397 M ).
6.
Tariqat Syatariyah yang didirikan oleh Abdullah bin Syatar ( 1485 )
di India.
7.
Tariqat Rifa’iyah yang didirikan oleh Ahmad bin Ali ar-Rifa’i (
1106-1182 ).
8.
Tariqat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah didirikan oleh Ahmad Khatib
Sambas yang bermukim dan mengajar di Mekah pada pertengahan abad ke 19.
9.
Tariqat Summaniyah yang didirkan oleh Muhammad bin Abd al-Karim
al-Madani Asy-Syafi’i as-Samman ( 1130-1189/1718-1775 ).
10.
Tariqat Tijaniah yang didirikan oleh Syekh Ahmad bin Muhamad
at-Tijani ( 11501230 H/1737-1815 M ).[10]
11.
Tariqat Chistiyah yang didirikan oleh Khwajah Mu’in Ad-Din Hasan.
12.
Tariqat Mawlawiyah, yang didirikan oleh Syekh al-Kabir Gelminski.
13.
Tariqat Ni’matullah yang didirikan oleh Syaih Ni’matullah.
14.
Tariqat Sanusiyah yang didirikan oleh Sayyid Muhammad bin Ali as-Sanusi.
E.
Istilah Tariqat
Ada beberapa istilah tariqat antara lain:
1)
Syariat
Kata “syariat” yang berarti
peraturan atau perjalanan, para ahli berpendapat berupa amalan-amalan lahir,
semisal shalat, puasa, dan lain-lain.
2)
Hakikat
Kata “hakikat” yang berarti puncak
atau kesudahan sesuatu atau asal sesuatu. Namun didalam istilah tarikat berarti
sebagai kebalikan syariat yakni yang menyangkut batin.
3)
Ma’rifat
“Ma’rifat” berarti pengetahuan atau
pengalaman. Menurut istilah Ma’rifat adalah pengetahuan dalam mengerjakan
syariat dan hakikat.
4)
Tarikat
Kata “tarikat” berarti jalan.
Menurut istilah, tarekat ialah jalan atau cara yang ditempuh menuju keridaan
Allah.
5)
Suluk
Kata “suluk” berarti menempuh
perjalanan. Dalam tasawuf suluk adalah ikhtiar ( usaha ) dalam menempuh jalan
untuk mencapai tujuan tarekat. Orang yang menjalankan ikhtiar tersebut
dinamakan Salik.[11]
6)
Manazil
Artinya tempat-tempat perhatian yang
dilalui salik yang melaksanakan suluk:
o Masyahid Ialah
hal-hal yang terlihat pada perjalanan di tengah sedang menjalankan suluk.
o Maqamat Ialah
derajat-derajat yang dipoeroleh dengan usaha sendiri.
o Kasbiyah Ialah
derajat-derajat yang diperoleh semata-mata dengan anugerah Allah yang disebut
“al-ahwal” atau “mauhibiyah”.
7)
Zawiyah
Zawiyah adalah merupakan suatu ruang
tempat mendidik calon-calon sufi.
8)
Illa Zikr Nafi Isbat
Kalimat “La ilaha illallah”
mengandung dua kata peri-ada-an. Pertama kata “La” dan kedua kata “Illa”. Dan
dua kata pula yang menetapkan yaitu “Ilaha” dan “Allah”. Dalam hal tersebut di
atas ahli tarekat memberi tiga tingkatan pengertian, yaitu:
§ Tiada Tuhan
melainkan Allah
§ Tiada ma’bud
melainkan Allah
§ Tiada maujud
melainkan Allah
9)
As-Sukr
As-Sukr maksudnya sebagai salah satu
sikap dalam ibadah dan khalwat. Sehingga orang itu tidak sadar lagi akan
dirinya. Al-Fana Maksudnya ialah lupa segala sesuatu ketika beribadah kecuali
yang disembahnya.[12]
10)
Uslah
Uslah adalah salah satu prektek
suluk dengan mengasingkan diri dari khalayak ramai yang berbuat maksiat. Khalwat
sebagai satu rangkaian dalam suluk dengan jalan menyendiri di tempat yang sunyi
atau bertapa.
11)
Kasyaf
Artinya
terbukanya dinding antara hamba dengan Tuhan dalam tarekat. Empat dinding
pembatas antara Khalik dengan makhluk menurut ahli tarekat yaitu:
§ Najis dan hadas
§ Haram dan
makruh
§ Akhlak dan
tercela
§ Kelalaian
terhadap Tuhan karena dunia
12)
Silsilah
Artinya nisbah ( hubungan )
guru-guru tarekat yang sambung bersambung dari bawah ke atas yang perlu
diketahui oleh pengikut-pengikut tarekat. Khirkah Ialah semacam ijazah yang
diberikan kepada murid setelah mencapai suatu tahap dalam pengethuan.
13)
Wali
Wali adalah seseorang yang telah
mencapat tingkat kesucian yang tinggi setelah melalui suluk. Dia mempunyai
kelebihan-kelebihan tertentu sebagai bukti-bukti dari kewaliannya. Keramat Adapun
yang dimaksud dengan keramat adalah keistimewaan yang dimiliki seorang wali
tersebut.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tariqat adalah pengamalan syariat, melaksanakan beban ibadah (
dengan tekun ) dan menjauhkan ( diri ) dari ( sikap ) mempermudah ( ibadah ),
yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah. Dan tareqat merupakan jalan atau
cara yang ditempuh menuju keridaan Allah.
Hubungan tasawuf dengan tareqat yaitu, tasawuf adalah usaha
mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tariqat adalah cara atau jalan yang
ditempuh seorang dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah.
Adapun sejarah timbulnya tareqat, Harun Nasution menyatakan bahwa
setelah al-Ghazali memenghalalkan tasawuf yang sebelumnya yang dikatakan sesat,
tasawuf berkembang didunia islam, melalui tarikat. Tariqat adalah organisasi dari
pengikut-pengikut sufyn besar, yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran
tasawuf gurunya, tariqat memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut
ribat, ini merupakan tempat murid-murid berkumpul melestarikan ajaran
tasawufnya.
B.
Saran
Tujuan hidup tidaklah mencapai kebaikan. Untuk kebaikan melainkan
merasa kebahagiaan. Tujuan kita bukan untuk mengetahui, melainkan berbuat, dan
bukan untuk mengetahui apa budi itu. Melainkan supaya kita menjadi orang yang
berbudi. Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang-kadang
manusia berbuat yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, manusia perlu sekali
tahu mengenai diri. Manusia yang tahu mengetahui diri hidupsebagaimana mestinya
tidak terombang-ambing oleh hawa nafsu.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon.
2000, Ilmu Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia
Makluf, Luis.
1986, Al-Munjid Fi Al-Lughat Wa
Al-A’lam. Bairut: Dar Al-Masyrik
Mustofa, A.
2007, Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia
Mustofa, A.
2010, Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia
Nasution,
Harun. 1986, Perkembangan Tasawuf Di Dunia Islam. Jakarta: Depag RI
Solihin, M.
2008, Ilmu Tasawuf. Bandung: CV Pustaka
Setia
Schimel,
Annemarie. 1986, Dimesti Mistik Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus
[1] M. Solihin, Ilmu Tasawuf (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008 ),
hal.203.
[2] Annemarie Schimel, Dimensi Mistik dalam islam ( jakarta: Pustaka
Firdaus, 1986 ), hal.101.
[3] A.
Mustofa, Akhlak Tasawuf ( Bandung: Pustaka Setia, 2007 ),hal.280.
[4] A.
Mustofa, Op.Cit., hal.280-281.
[5]
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi, Pengantar Ilmu Tasawuf ( Sumatra Utara,
1981/1982 ),hal.273.
[6] M.
Solihin, Op.Cit., hal.207.
[7]
Harun Nasution, Perkembangan Tasawuf di Dunia Islam ( Jakarta: Depag RI, 1986
), hal.24.
[8]
Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000 ), hal.167.
[9]
Rosihon Anwar, Op.Cit., hal.168.
[10] M.
Solihin, Op.Cit.,hal.211-216.
[11] M.
Solihin, Op.Cit.,hal.217-218.
[12] H.
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2010 ), hal.285-286.
[13] H. A. Mustofa, Op.Cit.,hal.287-288.
0 komentar:
Post a Comment