Jika
Rasulullah SAW ditanya siapa istri yang paling dicintainya, Rasul menjawab,
”Aisyah”. Tapi ketika ditanya tentang cintanya pada Khadijah, beliau menjawab,
“cinta itu Allah karuniakan kepadaku”. Cinta Rasulullah pada keduanya berbeda,
tapi keduanya lahir dari satu yang sama: pesona kematangan.
Pesona
Khadijah adalah pesona kematangan jiwa. Pesona ini melahirkan cinta sejati yang
Allah kirimkan kepada jiwa Nabi Saw. Cinta ini pula yang masih menyertai nama
Khadijah tatkala nama tersebut disebut-sebut setelah Khadijah tiada, sehingga
Aisyah cemburu padanya.
Sedangkan
Aisyah adalah gabungan dari pesona kecantikan, kecerdasan, dan kematangan dini.
Ummu Salamah berkata, “Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan
Aisyah.”
Banyak
kisah-kisah romantis yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad dan istrinya,
Aisyah. Rasul pernah berlomba lari dengan Aisyah. Rasul pernah bermanja diri
kepada Aisyah. Rasul memanggil Aisyah dengan panggilan kesayangan ‘Humaira’.
Rasul pernah disisirkan rambutnya, dan masih banyak lagi kisah serupa tentang
romantika suami-istri.
0 komentar:
Post a Comment