Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Ahmad Noor Islahudin
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah berakhirnya periode
klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari
keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik
dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia
lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan,
kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan
politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan
Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode
klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur.
Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan
tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. Karena itu,
kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MASUKNYA ISLAM DI SPANYOL
Islam pertama kali masuk ke
Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan
Islam dikenal dengan nama Iberia/ Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika
negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang
Arab menyebutnya Andalusia.
Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara
dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayah.
Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul
Malik (685-705 M). Khalifah Abd al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu’man
al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan
ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa
ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan
Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas
kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan. Penaklukan atas wilayah
Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu
provinsi dari Khalifah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai
tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa
al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, dikawasan ini
terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu
kerajaan Gotik.
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang
dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka
adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat
disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada
diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang
di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang
disediakan oleh Julian. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta
rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan
kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol
pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan
perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak
7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol
karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari
sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian
lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian
menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat
pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja
Roderick dapat dikalahkan. Dari situ seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu kota
kerajaan Goth saat itu). Kebudayaan islam memasuki Eropa melalui beberapa
jalan, antara lain melewati Andalusia. Ini karena kaum muslimin telah menetap
di negeri itu sekitar abad 8 abad lamanya. Pada masa itu kebudayaan Islam di
negeri itu mencapai puncak perkembangannya. Kebudayaan Islam di Andalusia
mengalami perkembangan yang pesat diberbagai pusatnya, misalnya Cordova, Sevilla,
Granada, dan Toledo.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan
untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Selanjutnya, keduanya berhasil
menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai dari
Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa
pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M, dengan sasarannya
menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Gelombang
kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada
permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh ke
Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam
nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor
eksternal dan internal.
Faktor eksternalnya antara
lain pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial,
politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan yang menyedihkan.Begitu
juga dengan adanya perebutan kekuasaan di antara elite pemerintahan, adanya
konflik umat beragama yang menghancurkan kerukunan dan toleransi di antara
mereka. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, raja
terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran Ghot adalah ketika Raja
Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara
Witiza yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo diberhentikan begitu
saja.
Hal yang menguntungkan
tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para
budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu orang
Yahudi yang selama ini tertekan juga telah mengadakan persekutuan dan
memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam
tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat
dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Sikap
toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu
menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
B.
PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL
Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dibagi
menjadi enam periode yaitu:
1.
Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali
yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang terpusat di Damaskus. Pada periode
ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,
gangguan-gangguan masih terjadi, baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan
dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama
akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan
pandangan antara Khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat
di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai
daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali
(gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan
politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada
hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara
dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus
bersaing yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan).
Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika
tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak
ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang
agak lama. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke
Spanyol pada tahun 138 H/755 M.
2.
Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini,
Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau
gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu
dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I
yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (yang masuk
ke Spanyol). Ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman al-Dakhil,
Hisyam I, Hakam I, Abd al-Rahman al-Ausath, Muhammad ibn Abd al-Rahman, Munzir
ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat Islam
Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan baik dibidang politik maupun bidang
peradaban. Abd al-Rahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan
sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal sebagai pembaharu
dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol.
Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.
Pemikiran filsafat juga mulai pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman
al-Ausath.
Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara terganggu dengan
munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesahidan (Martyrdom). Gangguan politik yang paling serius pada
periode ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada
tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping
itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting
diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun dan anaknya yang
berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan antara
orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.
Namun ada yang berpendapat pada periode ini dibagi menjadi dua yaitu masa
KeAmiran (755-912) dan masa ke Khalifahan (912-1013)
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung
mulai dari pemerintahan Abd al-Rahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai
munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif.
Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar Khalifah,
penggunaan khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman
III, bahwa Muktadir, Khalifah daulah Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia
dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilainnya, keadaan ini menunjukkan
bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia
berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk memakai gelar
khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih.
Karena itulah gelar ini dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang
memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu Abd al-Rahman al-Nasir
(912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M).
Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd al-Rahman al-Nasir
mendirikan universitas Cordova. Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang
memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah
terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
4.
Periode Keempat (1013-1086
M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif
yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya.
Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat
Islam memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara,
ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada
raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik
Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai
mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun
kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana
mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu
istana ke istana lain.
5.
Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan
dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf
ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah
kerajaan yang berpusat di Marakesy. Pada masa dinasti Murabithun, Saragosa
jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M.
Dinasti Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumazi (w.1128).
Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun’im. Pada tahun 1212
M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa.
Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhhidun menyebabkan penguasanya memilih
meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Tahun 1238 M
Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M.
Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.
6.
Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini yaitu antara tahun (1232-1492) ketika umat islam
Andalus bertahan diwilayah Granada dibawah kuasa dinasti bani Amar pendiri
dinasti ini adalah Sultan Muhammad bin Yusuf bergelar Al-Nasr, oleh karena itu
kerajaan itu disebut juga Nasriyyah.Periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah
Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami
kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-Nasir. Kekuasaan Islam yang merupakan
pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang
istana dalam perebutan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang
kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi
raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaannya. Dalam pemberontakan
itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian
meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua
penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik
tahta. Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan kedua kerajaan
besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup puas. Keduanya ingin merebut
kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika
Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M.
Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi
meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam didaerah ini.
C. KEMAJUAN PERADABAN
1.
Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negara yang subur. Masyarakat Spanyol Islam
merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara
dan Selatan) al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat
Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-shaqalibah (penduduk daerah antara
Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada
penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang
berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua
komunitas itu, kecuali yang terakhir memberikan saham intelektual terhadap
terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan ilmiah,
sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
a)
Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat
brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan
penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad
ke-12. minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada
abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn
Abd al-Rahman (832-886 M).
Tokoh utama pertama dalam
sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih
dikenal dengan Ibn Bajjah. Tokoh utama yang kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail,
penduduk asli Wadi Asa, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat
pada usia lanjut tahun 1185 M. Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi
munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat
dalam Islam, yaitu Rusyd dari Cordova.
Pada abad ke 12 diterjemahkan buku Al-Qanun karya Ibnu Sina
(Avicenne) mengenai kedokteran. Diahir abad ke-13 diterjemahkan pula buku
Al-Hawi karya Razi yang lebih luas dan lebih tebal dari Al-Qanun.
b)
Sains
Abbas ibn Fama termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang
yang pertama kali menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya
al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat
teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan
bintang-bintang. Ahad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang
obat-obatan. Umi al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidzh
adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat
melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M)
menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Bathuthah
dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudra Pasai dan Cina. Ibn Khaldun
(1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dart Tum adalah
perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol
yang kemudian pindah ke Afrika.
c)
Fikih
Dalam bidang fikih Spanyoldikenal
sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini disana adalah
Ziyad ibn Abd al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya
yang menjadi qadhi pad masa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya
yaitu Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang
terkenal.
d)
Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni
suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan ibn Nafi
yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diadakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu
tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai pengubah lagu.
Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun
wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
e)
Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan
Islam di Spanyol. Diantara para ahli yang mahir dalam bahasa Arab, baik
keterampilan berbicara maupun tata bahasa yaitu Ibn Sayyidih, Ibn malik
pengarang Alfiyah, Ibn Huruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn
Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
2.
Kemegahan Pembangunan Fisik
Orang-orang memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan
irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air waduk dibuat untuk
konservasi. Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air
asal Persia yang dinamakan na’urah (Spanyol Noria). Namun pembangunan fisik
yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan
kota, istana, masjid, pemukiman, taman-taman. Di antara pembangunan yang megah
adalah masjid Cordova, kota al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok
Toledo, istana al-Makmun, mesjid Seville dan istana al-Hamra di Granada.
3.
Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya
penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan
kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman
al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin
tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori
kegiatan-kegiatan ilmiah dan adanya toleransi yang ditegakkan oleh penguasa
terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi.
D.
PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEKEHANCURAN
1.
Konflik
Islam dengan Kristen
2.
Tidak
adanya Ideologi Pemersatu
3.
Kesulitan
Ekonomi
4.
Tidak
Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
5.
Keterpencilan.
E.
PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DI EROPA
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap
peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun
perekonomian dan peradaban antarnegara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan
bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara
tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan
fisik. Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir
reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung
sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara
yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa.
Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik
(renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada
abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklaerung) pada
abad ke-18 M.
BAB III
KESIMPULAN
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur
Afrika Utara. Wilayah Andalusia yang sekarang disebut dengan Spanyol diujung
selatan benua Eropa, masuk kedalam kekuasaan dinasti bani Umayah semenjak Tariq
bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur Qairuwan, mengalahkan pasukan
Spanyol pimpinan Roderik Raja bangsa Gothia (92 H/ 711 M). Spanyol diduduki
umat islam pada zaman kholifah Al-Walid (705-715), salah seorang khalifah dari
Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung
lebih dari tujuh setengah abad. Perkembangan itu dibagi menjadi enam periode
yaitu: Periode Pertama (711-755 M), Periode Kedua (755-912 M), Periode Ketiga
(912-1013 M), Periode Keempat (1013-1086 M), Periode Kelima (1086-1248 M), dan
Periode Keenam (1248-1492 M).
Kemajuan peradaban itu dipengaruhi oleh kemajuan intelektual yang
di dalamnya terdapat ilmu filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian, begitu
juga dengan bahasa dan sastra, dan kemegahan pembangunan fisik.
Faktor-faktor pendukung kemajuan Spanyol Islam, diantaranya
kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan
berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd
al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman
al-Nashir.Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan
ilmiah dan adanya toleransi yang ditegakkan oleh penguasa terhadap penganut
agama Kristen dan Yahudi.
Kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol antara lain, konflik
Islam dengan Kristen,tidak adanya Ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak
jelasnya sistem peralihan kekuasaan keterpencilan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul,MajidMun’in,Sejarah Kebudayaan
Islam, (Jakarta: Pustaka, 1997).
Badri, Yatim, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta: GravindoPersada, 2010).
Mustafa,As- syba’I, Peradaban Islam Dulu, Kini
dan Esok,( Jakarta:GemaInsaniPers, 1993).
Musyrifah,
Sunanto,Sejarah Islam Klasik, (Jakarta Timur:
Penada Media: 2003).
Nasution, Harun, Islam
DitinjaudariBerbagaiAspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985)
0 komentar:
Post a Comment