Sejarah Peradaban Islam
DosenPengampu: Ahmad Islahudin, LC
PROGAM
STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN
SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN)JURAI SIWO METRO
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena akhirnya penulis dapat
menyelesaikan sebuah makalah ini sebagai salah satu syarat mengikuti mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam, yang berjudul “Sejarah Peradaban Islam pada
zaman nabi muhammad saw”, dalam menyusun makalah ini,penulis memperoleh bantuan
dari beberapa pihak.
Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ahmad Islahudin, LC, selaku
dosen pengampu.
2.Orang tua yang selalu mendukung,baik materi maupun doa.
3.Teman-teman serta pihak lain yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa makalah
yang telah diselesaikan ini masih jauh
dari sempurna,dan penyusunan nya tidak begitu memenuhi standar yang diinginkan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Atas segala
perhatiannya penulis ucapakan sekian dan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Metro, November, 2004
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... ........ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ....... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ...... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Periode Mekah.................................................................................................... 5
2.2Periode
Madinah ................................................................................................ 6
2.3
Peperangan Dalam Islam................................................................................... 7
2.4
Surat-Surat Dakwah Nabi Muhammad............................................................ 8
2.5 Misi
Dakwah Nabi Muhammad......................................................................... 9
2.6 Masa
Terakhir Nabi Muhammad.................................................................... 10
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN............................................................................................................... ..... 12
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................... ..... 14
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kondisi bangsa Arab
sebelum kedatangan Islam, terutama di
sekitar Mekah masih di warnai dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan. Demikianlah
keadaan bangsa Arab menjelang kelahiran Nabi Muhammad yang membawa Islam di
tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu biasa disebut masa jahiliyah. Pada awal
mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari allah SWT, yang isinya menyeru
manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan besar di kalangan
Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy mempunyai sesembahan
lain yaitu: berhala – berhala yang mereka buat sendiri . Karena keadaan itulah
dakwah pertama Nabi Muhammad di lakukan di Makkah secara sembunyi – sembunyi.
1.2 RumusanMasalah
1.
Menjelaskan Peradaban Islam Pada Periode Mekah
2.
Menjelaskan Peradaban Islam Pada Periode Madinah
3.
Memberikan Gambaran Tentang Peperangan dalam Islam
4.
Memberikan Gambaran Tentang Surat-Surat Dakwah Nabi
Muhammad
5.
Menjelaskan Misi Dakwah Nabi Muhammad
6.
Menjelaskan Masa Terakhir Nabi Muhammad
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peradaban Islam Pada Periode Mekah
Pada periode ini, 3 tahun
pertama, dakwah Islam di lakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai
melaksanakan dakwah Islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau,
kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid. Di samping itu juga banyak orang
masuk Islam dengan perantara-perantara Abu Bakar yang terkenal dengan julukan Asssabiqunal Awwalun[1](orang-orang yang lebih
dahulu masuk islam ). Mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad
bin abi Waqqash, Abdur Rahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidiah bin
Jarrah, dan Arkam bin Abil Arqam.
Kemudian setelah turun Ayat:
94 Surah Al-Hijr, Nabi Muhammad memulai berdakwah dengan terang-terangan.
Maka sampailah oleh mu
secara terang-terangan segala apa yang di perintahkan(kepada mu) dan berpalinglah
dari orang-orang musyrik. (QS. Al-Hijr(94).
Namun dakwah beliau tidak
mudah karena mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy. Hal tersebut timbul
karena ada faktor, yaitu sebagai berikut:
·
Mereka Tidak bisa membedakan antara kenabian dan
kekuasaan . Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti
tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib
·
Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsa dan
hambanya.
·
Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya/mengaku/tidak mau
menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di hari akhir.
·
Taklid kepada nenek moyang:kebiasaan berurat akar pada
bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk meninggalkan agama nenek
moyang dan mengikuti agama Islam.
·
Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai
penghalang rezeki.
Banyak cara dan upaya yang
di tempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad, namun
selalu gagal, baik secara diplomatik, bujuk rayu/tindakan-tindakan kekerasan
secara fisik. Puncak dari segala cara itu adalah dengan diberlakukannya
pemboikotan terhadap Bani Hasyim yang merupakan tempat Nabi Muhammad
berlindung. Pemboikotan berlangsung selama tiga tahun dan merupakan tindakan
yang paling melemahkan umat Islam pada saat itu. Pemboikotan ini baru berhenti
setelah kaum Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sangat
keterlaluan.
Tekanan dari orang-orang
kafir semakin keras terhadap gerakan dakwah Nabi Muhammad terlebih setelah
meninggalnya dua orang yang selalu melindungi dan menyokong Nabi Muhammad dari
orang-orang kafir, yaitu paman beliau, Abu Thalib, dan istri nya. Peristiwa itu
terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Tahun ini merupakan tahun kesedihan bagi
Nabi Muhammad sehingga di namakan Amul
khuzn.[2] Karena di Mekah dakwah
Nabi Muhammad mendapat rintangan dan tekanan, pada akhirnya nabi memutuskan
untuk berdakwah di luar Mekah.
Namun, di Thaif beliau di caci dan di lempari
batu sampai beliau terluka. Hal inii semua, hampir menyebabkan Nabi Muhammad
putus asa, sehingga, sehingga untuk menguatkanhati beliau, Allah mengutus dan
meng’isradan memi’rajkan beliau pada tahun kesepuluh kenabian beliau. Berita
tentang isra dan mi’raj ini menggemparkan masyarakat Mekah. Bagi orang kafir,
peristiwa ini di jadikan bahan propaganda untuk mendustakan Muhamad. Dan bagi
orang yang beriman ini merupakan ujian keimanan.
Setelah peristiwa isra’
mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam terjadi, yaitu
dengan datangnya sejumlah pendududuk yastrib(madinah) untuk berhaji ke
mekah.Mereka terdiri dari dua suku yang bermusuhan yaitu suku Aus dan suku Khazraj[3] yang masuk Islam dalam
tiga gelombang .
Gelombang
pertama pada tahun kesepuluh kenabian,
mereka datang untuk memeluk agama Islam&menerapkan ajarannya sebagai upaya untuk
mendamaikan keduasuku.
Gelombang kedua pada tahun ke12 kenabian, mereka datang kembali menemui nabi
yang menngadakan perjanjian , yang dikenal dengan perjanjian’’ aqabah pertama’’
yang berisi ikrar kesetiaan. Rombongan ini kemudian ke yastrib sebagai juru
dakwah oleh mu’ap bin umair yang diutus oleh nabi untuk berdakwah bersama
mereka.
Gelombang
ke 3pada tahun ke 13 kenabian,
mereka datang kembali kepada nabi untuk hijrah ke yastrib. Mereka akan membaiat
nabi sebagai pemimpin. Nabi pun akhirnya menyutujui usul mereka untuk
berhijrah. Perjanjian ini disebut aqabah kedua karena terjadi pada tempat yang
sama[4]. Akhirnya Nabi Muhammad
bersama kurang lebih 150 kaum muslimin hijrah ke yastrib. Dan ketika sampai di
sana sebagai penghormatan terhadap nabi, nama yastrib diubah menjadi madinah[5].
Demikian periode mekah
terjadi. Dalam periode ini Nabi Muhammad mengalami hambatan dan kesulitan dalam
dakwah Islamnya. Dalam periode ini Nabi Muhammad belum terpikir untuk menyusun
suatu masyarakat Islam yang teratur karena perhatian Nabi lebih terfokus pada
penanaman teologi.
2.2.
PERIODE MADINAH
Dalam periode ini
perkembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan sosial
kemasyarakatan oleh karena itu nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat
Islam di Madinah, sebagai berikut:
1) Mendirikan masjid
Tujuan
Rasulullah untuk mempersatukan umat Islam dalam satu majelis. Sehingga
dimajelis ini umat Islam bisa bersama-sama melaksanakan sholat jam’ah secara
teratur, mengadili perkara-perkara dan bermusyawarah. Masjid ini memegang
peranan penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah
Islam.
2)
Mempersatukan dan mempersaudarakan
antara kaum Anshar dan Muhajirin.
Rasulullah mempersatukan keluarga-keluarga
Islam yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Dengan cara mempersaudarakan
antara kedua golongan ini, rasullah telah menciptakan suatu pertalian yang
berdasarkan agama pengganti persaudaraan yang berdasar kesukuan seperti
sebelumnya.
3)
Perjanjian saling
membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslim.
Nabi
Muhammad hendak menciptakan toleransi antar golongan yang ada di Madinah, oleh
karena itu nabi membuat perjanjian antara kaum muslimin dan non muslimin.
Menurut Ibnu Hisyam isi perjanjian
tersebut antara lain sebagai berikut:
a)
Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik.
b)
Kebebasan beragama terjamin untuk semua umat.
c)
Agama kewajiban penduduk Madinah baik muslim ataupun non
muslim, dalam hal moril maupun materiil.
d)
Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk Madinah.
Kepada beliaulah di bawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk di selesaikan.[6]
4) Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk
masyarakat baru.
Ketika masyarakat Islam terbentuk maka
diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi
masyarakat yang baru terbentuk tersebut. Oleh karena itu, ayat-ayat Al Qur’an
yang di turunkan dalam periode ini terutama di tujukan kepada pembinaan hukum.
Ayat-ayat ini kemudian di beri penjelasan oleh rassullulah,naik dengan lisan,
maupun perbuatan beliau sehingga terdapat 2 sumber hukum dalam Islam , yaitu
Al’Qur’an dan Hadis .
Pertentangan antara kaum yahudi &
muslimin.
Sikap ingkar janji yang di lakukan
kaum yahudi mulai terlihat, ketika terjadinya perang pertama dalam sejarah
islam (perang badar = perang antara kaum muslimin dengan musyrik Quraisy) pada
tanggal 8 ramadhan tahun kedua hijriah, di daerah badar, kurang lebih 120 km
dari Madinah.
Bukti penyelewengan kaum yahudi lain
adalah pada waktu perang terjadi Perang Uhud, di mana kaum yahudi berjumlah:
300 orang dengan pimpinan Abdullah bin Ubay, seorang munafik yang bersedia mau
membantu kaum muslimin, namun tiba-tiba membelot dan kembali ke madinah, yang
mengakibatkan kaum muslimin mengalami kekalahan. Sehingga nabi pun mengusir bani
Nadir, satu dari 2 suku yahudi di madinah yang berkomplot dengan Abdullah bin Ubay
keluar kota.
Pengkhianatan kaum yahudi yang lain
adalah dengan bergabungnya kaum yahudi dengan orang- orang kafir untuk
menyerang madinah (perang Ahzab/Quraizah) di bawah pimpinan Ka’ab bin Asad.
Namun usaha pengepungannya tidak berhasil, yang pada akhirnya di hentikan
sementara itu, pengkhianat-pengkhianat yahudi Bani Quraizah di jatuhi hukuman
mati.
Perjanjian hudaibiyah
Pada tahun
6 H, ketika ibadah haji sudah di isyaratkan, nabi muhammaddengan sekitar 1000
kaum muslimin berangkat ke mekah bukan, untuk berperang, tetapi untuk
melaksanakan umrah, namun penduduk mekkah tidak mengizinkan mereka masuk kota, akhirnya, di adakannya perjanjian
hudaibiyah, yang isinya sebagai berikut:
1.
Kaum muslimin belum boleh mengunjungi ka’bah tahu itu,
tetapi ditangguhkkan sampai tahun depan.
2.
Lama kunjungan dibatasi hanya sampai 3 hari.
3.
Kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang
melarikan diri ke madinah, namun
sebaliknya, pihak Quraisy tidak harus menolak orang-orang madinah yang kembali
ke Mekah.
4.
Selama 10 tahun di berlakukan gencatan senjata antara
masyarakat Madinah dan Mekah.
5.
Tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy/kaum
muslimin ,bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.[7]
Fathu Mekah(Penaklukan
Kota Mekah)
Setelah 2 tahun perjanjian hudaibiyah
berlangsung, dakwah Islam sudah menjangkau seluruh jazirah Arab, hingga hampir
ke pelosok jazirah Arab. Hal tersebut membuat orang-orang kafir mekah khawatir
dan merasa terpojok. Oleh karena itu, orang-orang kafir Quraisy secara sepihak
melangggar Perjanjian Hudaibiyah. Melihat hal ini, nabi kemudian bersama 10
tentara bertolak mekah untuk menghdapi kaum kafir.
Dan tanpa perlawanan berarti nabi pun dapat
menguasai Mekah. Meski demikian masih ada 2 Suku Arab yang masih menantang
(Bani Tsaqif & Bani Hawazin).[8]Kedua suku ini kemudian
bersatu untuk memerangi Islam. Melihat kenyataan bahwa kekuasaan Islam mulai
mengancam Romawi, maka Heraclius menyusun pasukan untuk mengantisipasinya.
Namun, setelah melihat kekuatan pasukan Islam akhirnya mereka mengurungkan
diri.
2.3. PEPERANGAN DALAM ISLAM
Peperangan pada masa Nabi Muhammad.
Peperangan yang terjadi pada masa Nabi
Muhammad terbagi atas 2 bagian yaitu:
I.
Ghazwah (perang yang dipimpin langsung oleh
nabi muhammad).
II.
Sariyah (perang yang di pimpin oleh sahabat
nabi atas penunjukan nabi muhammad.
III.
a. Ghaswah
1. Perang Badar ( 17 ramadhan 2 H)
Perang Badar terjadi di lembah Badar,
125 km selatan madinah. Perang Badar merupakan: puncak pertikaian antara kaum
muslimin madinah dan musyrikin Quraisy mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan
pengusiran dan perampasan harta kaum muslim yang di lakukan oleh musyrikin
Quraisy. Selanjutnya kaum Quraisy terus menerus berupaya menghancurkan kaum
muslimin agar perniagaan dan sesembahan
mereka terjamin. Dalam peperangan ini kaum muslim memenangkan pertempuran
dengan gemilang.
Tiga
tokoh Quraisy yang terlibat adalah:Utbbah
bin Rabi’ah, Al- walid, Syaibah.
Tokoh muslimnya: Ali bin
Abi Thalib, Ubaidah bin Haris(meninggal karena terluka), Hamzah bin Abdul Muthalib.
2. Perang Uhud(Sy’aban 3 H)
Perang Uhud terjadi di bukit Uhud.
Perang Uhud di latarbelakangi kekalahan kaum Quraisy pada perang Badar sehingga
timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum muslimin. Pasukan Quraisy
yang di pimpin khalid bin walid mendapat bantuan dari Kabilah Saqif, Tihamah
dan kinananah. Nabi Muhammad segera mengadakan musyawarah untuk mencari
strategi perang yang tepat dalam menghadapi musuh. Kaum Quraisy akan di
songsong di luar madinah. Akan tetapi , Abdullah bin ubaymembelot dan membawa
300 orang yahudi kembali pulang. Dengan membawa 700 orang yang tersisa Nabi
melanjutkan perjalanan sampai ke bukit uhud. Perang Uhud di mulai dengan perang
tanding yang dimenangkan tentara islam, tetapi kemenangan tersebut di gagalkan
oleh godaan harta, yakni prajurit islam sibuk memungut harta rampasan. Pasukan
khalid bin walid memanfaatkan keadaan ini dan menyerang balik tentara Islam.
Tentara Islam menjadi terjepit dan porak poranda, sedangkan nabi sendiri terkena
serangan musuh. Pasukan Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira
nabi terbunuh. Dalam peperangan ini, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman nabi)
terbunuh.
3. Perang Khandaq (Syawal 5 H)
Lokasi Perang Khandaq adalah di
sekitar kota Madinah bagian utara. Perang ini juga di kenal dengan Perang Ahzab
(perang gabungan). Perang khandaq melibatakan kabilah Arab dan Yahudi yang
tidak senang kepada Nabi Muhammad mereka bekerja sama melawan nabi. Di samping
itu, orang yahudi juga mencari dukungan kabilah gatafanyang terdiri dari , Qais
Ailan, Bani Fazara, Asyja Bani Sulaim, Bani Sa’ad dan Ka’ab bin Asad. Usaha
pemimpin yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan hasil. Pasukannya berangkat ke
madinah untuk menyerang kaum muslim. Berita penyerangan itu terdengar oleh Nabi
Muhammad. Kaum muslim segera menyiapkan strategi perang yang tepat untuk
mmenghadapi musuh. Salman AL-Farasi, Sahabat Nabi yang memiliki banyak
pengalaman tentang seluk beluk peperangan, mengusulkan untuk membangun sistem
pertahanan parit (khandaq). Ia menyarankan agar mengggali parit di perbatasan
kota Madinah, dengan demikian gerakan pasukan musuh akan terhambat oleh parit
tersebut. Usaha tersebut ternyata berhasil menghambat pasukan musuh.
4. Perang Mu’tah (8 H)
Perang ini terjadi karena Haris
AL-Ghassani, raja Hirah, menolak penyampaian wahyudan ajakan masuk Islam yang
di lakukan Nabi Muhammad. Nabi kemudian mengirimkan pasukan perang di bawah
pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini di namakan Perang Mu’tah karena terjadi
di desa mu’tah, bagian utaras semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslimin
mendapat kesulitan menghadapi pasukan AL-Ghassani yang di bantu pasukan
kekaisaran Romawi. Beberapa pasukan gugur dalam pertempuran tersebut, antara
lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya khalid bin Walid mengambil alih komando
dan menarik pasukan muslimin ke Madinah. Kemampuan Khalid bin Walid menarik
pasukan muslimin dari kepungan musuh membuat kagum masyarakat di wilayah
tersebut. Banyak kabilah Najd, Sulaim, Asyja, Gatafan, Abs, Zubyan, dan Farasa
masuk islam setelah melihat keberhasilan dakwah islam.
5. Fathu Makkah/Penaklukan Kota Mekah (8 H)
Fathu Makkah terjadi di sekitar kota
Mekah. Latar belakang peristiwa ini adalah adanya anggapan kaum Quraisy
kekuatan kaum muslimin telah hancur akibat kalah perang Mu’tah. Kaum Quraisy beranggapan Perjanjian
Hudaibiah tidak penting lagi, maka mereka mengingkarinya dan menyerang Bani
Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan kaum muslimin. Nabi Muhammad segera
memerintahkan pasukan muslimin untuk menghukum kaum Quraisy yang di pimpin
Ikrimah dan Safwan. Berhala di kota Mekah di hancurkan akhirnya banyak kaum
Quraisy masuk Islam.
6. Perang Hunain (8 safar 8 H)
Perang Hunain berlangsung antara kaum
muslimin melawan kaum Quraisy yang terdiri dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani
Jusyam. Perang ini terjadi di lembah Hunain sekitar 70 km dari kota Mekah.
Perang hunain merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fathu
Makkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan islam
sehingga banyak pasukan islam ytang gugur. Nabi kemudian menyemangati
pasukannya dan memimpin langsung peperangan langsung. Pasukan muslim akhirnya
dapat memenangkan pertempuran tersebut.
7. Perang Tha’if(8 H)
Pasukan muslim mengejar sisa pasukan
Quraisy yang melarikan diri dari Hunain, sampai kota Tha’if. Pasukan
Quraisybersembunyi dalam benteng kota yang kokoh sehingga pasukan muslimin
tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad mengubah taktik perangnya dengan
memblokade seluruh wilayah Tha’if. Pasukan muslimin kemudian membakar ladang
anggur yang merupakan sumber daya alam utama penduduk tha’if, dan pada akhirnya
menyerah dan menyatakan bergabunng dengan pasukan islam.
8. Perang Tabuk (9 H)
Lokasi perang ini adalah kota Tabuk,
perbatasan antara semenanjunng Arabia dan Syam (Suriah). Adanya peristiwa
penaklukan kota Mekah membuat seluruh semenanjung Arabia berada di bawah
kepemimpinan Nabi Muhammad. Melihat kenyataan itu, Heraclius (penguasa Romawi
Timur), menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslimin. Pasukan muslimin kemudian
menyiapakan diri dengan menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa itu banyak
pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk berperang bersama Nabi. Pasukan
Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya jumlah pasukan Islam. Di
sini Nabi membuat perjanjian dengan penduduk setempat sehingga daerah
perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam barisan Islam.
9. Perang Wdan ( 12 Rabiul awal 2 H)
Perang ini terjadi di Widan, sebuah
desa antara Mekah dan Madinah. Rasullullah memimpin pasukan muslimin menghadang
kafilah Quraisy melalui daerah tersebut. Rasulullah selanjutnya mengadakan
perjanjian kerja sama dengan Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan
kafilah Quraisy di Widan. Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah
untuk membantu kaum muslimin apabila di butuhkan.
b.‘Sariyah[9]
1. Sariyah Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H)
Perang ini merupakan perang pertama
(sariyah pertama) yang terjadi dalam sejarah
Islam. Sariyah ini berlangsung di dataran rendah AL – Bahr, tidak jauh
dari kota Madinah. Pasukan muslimin di pimpin Hamzah bin Abdul Muthalib,
sedangkan kaum Quraisy di pimpin Abu Jahal bin Hisyam. Perang ini tidak
menimbulkan korban karena segera di lerai Majdi bin Amr.
2. Sariyah Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H)
Sariyah ini berlangsung di Al-Abwa,
desa antara Mekah dan Madinah. Kaum muslimin berjumlah 80 orang, sedangkan kaum
Quraisy berjumlah sekitar 200 orang. Kaum muslimin di pimpin oleh Ubaidah bin
Haris, sedangakan, kaum Quraisy di pimpin Abu Sufyan. Perang ini tidak mengakibatkan
bentrok fisik.
3. Sariyah Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H)
Perang ini di pimpinAbdullah bin
Jahsy, sedangkan kaum Quraisy di pimpin Amir bin Hasrami. Perang ini terjadi di
Nakhlah, antara Thaif dan Mekah. Kaum muslimin berhasil membunuh Amir bin Hasrami
dan menahan 2 orang Quaraisy sebagai tawanan perang. Kaum muslim juga
memperoleh harta rampasan perang dan membawanya ke hadapan Nabi Muhammad. Nabi
menyatakan bahwa beliau tidak pernah menyuruh mereka berperang, karena pada
bulan Rajab di haramkan untuk membunuh/melakukan peperangan. Peristiwa tersebut
kemudian di gunakan oleh kaum Quaraisy untuk memfitnah dengan menyatakan kaum
muslimin melanggar bulan suci. Pada saat itu turn firman Allah Surat Al -
Baqarah (2) ayat 217 yang menjelaskan tentang ketentuan berperang pada bulan
haram(bulan Rajab).
4. Sariyah Qirdah ( Jumadil akhir 3 H)
Sariyah Qirdah berlangsung di sumur Qirdah
suatu tempat di Najd (Arab Saudi). Kaum muslim berjumlah 100 orang penunggang
kuda, di pimpin oleh Aid bin Harisah. Sariyah ini bertujuan untuk menghadang
kafilah Quraisy dari Mekah. Perang berhasil di menangkan oleh kaum muslim
dengan menyita harta kaum Quraisy. Harta tersebut kemudian dijadikan
ghanimah(harta rampasan perang). Sebagian orang musyrik yang tidak melarikan
diri selanjutnya di bawa ke Madinah dan akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
5. Sariyah Bani Asad (4 H)
Sariyah ini berlangsung di gunung
Asad, di sebelah timur Madinah. Nabi Muhammad memerintahkan kaum muslim untuk
menghadang kaum Bani Asad yang berencana untuk menyerang Madinah. Pasukan
muslimin yang di pimpin Abu Salamah AL – Makhsum dan terdiri dari 150 orang
berhasil menyergap musuh. Mereka juga mendapat ghanimah dari pihak Bani Asad.
6. Sariyah Raji’ (safar 4 H)
Sariyah ini berlangsung di Raji’,
yakni suatu daerah yang terletak di antara Mekah dan Asfan, dan melibatkan
pasukkan muslimin melawan Bani Husail. Perang ini di latarbelakangi oleh
rencana pemimpin Bani Husail, Khalid bin Sufyan bin Nubaih AL – Huzali, untuk
menyerang Madinah. Nabi Muhammad memerintahkan Abdullaah bin Unais meneliti
kebenaran rencana tersebut. Abdullah kemudian membunuh Khalid dan melaporkan
kejadian itu kepada Nabi Muhammad. Bani Lihyan, cabang Bani Husail,
merencanakan balas dendam atas terbunuhnya Khalid. Mereka meminta agar Nabi
Muhammad mengirimkan beberapa sahabat untuk memberi pelajaran agama Islam
kepada mereka. Nabi Muhammad mengabulkan permintaan itu dan mengirim 6 orang
sahabat beserta rombongan utusan Bani Lihyan. Ke 6 sahabat di sergap oleh
pasukan Bani Husail di Raji’. Para sahabat
itu sempat mengadakan perlawanan, namun 3 orang terbunuh dan 3 lainnya
di tawan kemudian di bawa ke kaum musyrikin Mekah dan akhirnya di bunuh.
7. Sariyah Bi’ru Ma’unah (Safar 4 H)
Sariyah ini berlangsung di wilayah
timur Madinah antara kaum muslim dan Bani Amir. Nabi Muhammad mengutus Amir bin
Malik (Abu barra’), seorang pemimpin dari Bani Amir yang sebelumnya menolak
untuk memeluk agama Islam, beserta AL – Munzir bin Amar dari Bani Sa’ idah
untuk memimpin 40 orang tentara yang terrdiri dari para penghafal Al Qur’an.
Rombongan tersebut berjalan sampai Bi’ru Maunah yak ni suatu daerah antara Bani
Amir dan Bani Salim. Mereka mengirimkan surat kepada Amir bin Tufail pemimpin
Bani Malhan. Amir bin Tufail membunuh Haram bin Malhan sehingga memicu
peprangan antara kedua belah pihak. Kaum muslim mengalami kekalahan dalam
sariyah ini, karena semua pasuka gugur, kecuali Ka’b bin Zaid Al – Ansari.
Rabi’ah anak Abu Barra’, membunuh Amir bin Tufail dengan sebilah tombak sebagai
balas dendam atas kematian ayahnya.
8. Sariyah Ij’la Bani Nadir
Sariyah ini merupakan sariyah yang di
lakukan sahabat Nabi untuk mengusir Bani Nadir dari tempat tinggal mereka.
Latar belakang tindakan ini adalah Niat Bani Nadir untuk membubuh utusan Nabi
Muhammad. Utusan Nabi tersebut ingin menyelesaikan masalah pembunuhan Amr bin
Umayah, kabilah Bani Amir dan sekutu dan sekutu Bani Nadir, terhadap dua orang
muslimin. Tindakan pengusiran ini mendapat tanggapan dari Huyay bin Akhtab,
pemimpin Nadir, tetapi karena di ancam akan di serang oleh kaum muslim akhirnya
mereka mau pindah dari daerahnya. Nabi memberikan jaminan atas harta benda dan
anak-anak mereka mau pindah dari daerahnya sampai keluar dari Madinah. Sebagian
dari Bani Nadir menetap di Khaibar dan Syam (Suriah).
9. Sariyah AL – Qissah
Sariyah berlangsung di Zi AL – Qissah,
sekitar 24 mil dari Madinah, antara kaum muslim dan Bani Sa’labah. Bani Sa’
labah berencana menyerang peternakan kaum muslim di Haifa’, suatu tempat jauh
dari Madinah. Setelah mengetahui rencana tersebut, pasukan muslimin segera
menyerang Bani Sa’labah dengan mengirim 10 orang yang di pimpin oleh Muhammad
bin Maslamah. Pasukan pertama itu gagal menjalankan tugas, karena mereka di
bunuh ketika istirahat di pinggiran desa. Muhammad bin Maslamah melaporkan
kejadian tersebut kepada Nabi Muhammad, selanjutnya Nabi mengirimkan pasukan ke
2 di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Jarrah. Bani Ubaidah melarikan diri ketika
Abu Ubaidah sampai di tempat itu.
10. Sariyah Ka’b bin Umair Al – Ghifari (8 H)
Latar belakang sariyah ini adalah
penolakan kaum musyrikin di Zat Atlah, suatu tempat di Syam (Suriah), terhadap
ajakan beberapa utuan Nabi Muhammad untuk memeluk agama Islam. Nabi mengirimkan
15 tentara untuk menyerang mereka. Pertempuran tersebut berlangsunng sengit,
dan akhirnya semua pasukan muslimin menjadi Syuhada, kecuali Ka’b bin Umair Al
– Ghifari yang dapat menyelamatkan diri.
2.4.
SURAT – SURAT DAKWAH NABI MUHAMMAD
Salah
satu media yang di gunakan Nabi dalam aktifitas dakwah adalah surat. Menurut
sejarawan Islam, Muhammad bin Sa’ad dalam kitabnya Ath – Thabaqat Al – Kubra
bahwa surat – surat Nabi keseluruhanya tidak kurang dari 105 buah.[10] Surat tersebut di bagi menurut isinya yaitu:
1.
Surat – surat yang berisi seruan untuk masuk Islam.
2.
Surat – surat yang berisi aturan – aturan dalam Islam.
3.
Surat – surat yang berisi beberapa hal yang wajib di
kerjakan oleh orang – orang non muslim terhadap pemerintah Islam (masalah
jizyah:iuran keamanan).[11]
2.5.
MISI DAKWAH NABI MUHAMMAD
Untuk
menyampaikan misi dakwah, Nabi Muhammad menggunakan strategi yang tepat.Nabi
mengutus beberapa sahabat yang ahli di bidang strategi politik dan berdiskusi
untuk menyampaikan misi dakwah tersebut.Sahabat
Nabi yang di utus menjadi misi dakwah Islamiyah tersebut, antara lain:[12]
1.
.Amr bin Umayyah Adh –
Dhamiri (membawa
surat untuk :An – Najasi:Raja Ethiopia, Musailamah Al – Khadzzab, Farwah bin
Amr Al – Juzami: Gubernur Romawi).
2.
Dahyah bin Khalifah AL – Kalabi (membawa surat untuk:
Heraclius: Kaisar Romawi).
3.
Abdullah bin Hudzaifah (membawa surat untuk Kisra:Raja
Persia).
4.
Suja’ bin wahhab Al – Asadi (membawa surat untuk Al –
Harits bin Syamar).
5.
Salith bin ‘Amr Al – Amiri (membawa surat untuk: Hudzah
bin Ali, Tsamamah bin Astal).
6.
Hatib bin Abi Balta’ah (membawa surat untuk: Muqauqis:
gubernur Romawi di Mesir).
7.
Al- I’la bin Al – Hadhrami (membawa surat untuk Al –
Mundzir bin Sawi:Raja Bahrain).
8.
Al – Muhajir bin Umayah Al – Makhzumi (membawa surat untuk Al – Harits bin Kilal di
Yaman).
9.
Abu Musa Al – Asy’ari, (di utus ke suatu daerah di
Yaman).
10. Muadz bin Jabal
(di utus ke suatu daerah di Yaman lainnya:sama dengan Abu Musa Al – Asy’ari).
11. Ali bin Abi
Thalib (di utus ke yaman).
12. Jarir bin Abi
Abdillah Al – Bajali (membawa surat untuk:Dzi Kilak, dan Dzi Imrah).
13. Uyainah bin
Hisham Al – Fazawi (membawa surat untuk: Aslam, Ghafar).
14. Buraidah bin Al –
Hasib Al - Aslami (membawa surat untuk kaumnya, Bani Juhainah).
15. Rafi’ bin Makits
Al – Juhaini (membawa surat untuk kaumnya, Bani Juhainah).
16. Amr bin Ash
(membawa surat untuk Uman: Raja di teluk persia ).
17. Ad – Dhahhak bin
Sufyan bin Auf (membawa surat untuk kaumnya).
18. Yasar bin Sufyan
Al – Ka’bi (membawa surat untuk kaumnya, Bani Ka’ab).
19. Usamah bin Zaid
(membawa surat untuk Harakat dari Kabilah Juhainah).
F.
MASA TERAKHIR NABI MUHAMMAD
Pada tahun:
9 dan 10 H (630 – 632 M)[13] banyak suku dari pelosok
Arab yang mengirimkan delegasi (utusan kepada Nabi Muhammad menyatakan
pengakuan atas kekusaan Islam). (tahun perutusan). Pada tahun 10 H (631 M) Nabi
Muhammad beserta rombongan yang besar melaksanakan haji, dan inilah haji yang
terakhir bagi beliau yang merupakan haji perpisahan (haji wada). Dalam
kesempatan itu turunlah ayat terakhir dari Al – Qur’an, yakni:
Pada hari ini Aku
sempurnakan agamamu, dan Aku cukupkan nikmat - Ku bagimu, dan Aku relakan Islam
sebagai agamamu. (QS. Al – Maidah (5):3)
Dalam
kesempatan itu Nabi Muhammad menyampaikan khutbahnya yang sangat bersejarah,
yang isinya merupakan prinsip – prinsip yang mendasari gerakan Islam, dan bahwa
umat islam harus selalu berpegang pada dua sumber (Al – qur’an dan sunnah).[14]
Rasulullah
mulai sakit panas. Istri – istri Rasulullah meminta izin untuk merawatnya di
rumah Aisyah.[15]
Tat kala sakitnya semakin keras, maka Rasulullah bersabda, “Suruhlah Abu Bakar untuk memimpin manusia melakukan salat.”
Rasulullah
meninggal pada saat Dhuha pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H (8
Juni 632 M). Pada saat wafat beliau berusia 63 tahun.[16]
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Sejarah peradaban Islam pada zaman
Rasulullah, di mulai dari berdakwah, dalam hal ini dakwah Nabi Muhammad di bagi
menjadi dua periode, yaitu: pada periode Mekah, dan di lanjutkan pada periode
Madinah. Pada periode Mekah: dakwah Islam di lakukan secara sembunyi –
sembunyi. Dan pada periode selanjutnya, yakni pada periode Madinah:
Pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar – dasar pendidikan masyarakat
Islam dan pendidikan kemasyarakatan. Selain berdakwah, di zaman Rasulullah juga
terdapat peperangan, peperangan yang terjadi pada Nabi Muhammad itu terbagi
menjadi dua, yaitu: ghazwah (perang yang di pimpin langsung oleh Nabi Muhammad
) dan sariyah (perang yang di pimpin oleh sahabat Nabi, atas penunjukan Nabi
Muhammad). Selain berdakwah dan berperang, Nabi Muhammad juga menggunakan surat
– surat untuk berdakwah, surat – surat itu terbagi menjadi tiga, yaitu: (surat
– surat yang berisi seruan untuk masuk Islam, surat – surat yang berisi aturan
– aturan dalam Islam, dan surat – surat yang berisi beberapa hal yang wajib
oelh orang nonmuslim. Dan juga Nabi Muhammad mempunyai misi dalam berdakwah.
DAFTAR PUSTAKA:
Usairy,Ahmad. 2006. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga
Abad XX. Jakarta: Akbar.
Ibrahim, Hasan. 1989. Sejarah dan Kebudayan Islam.
Yogyakarta: Kota Kembang.
Azra, Azyumardi. 2005. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve.
Yakub, Ali Mustafa.1997. Sejarah dan Metode Dakwah Islam.Jakarta:
Pustaka Firdaus. .
Munir, Samsul Amin.2008. The world
Idol Muhammad Rasulullah. Jakarta: Amzah.
Munir, Samsul Amin.2009. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
[1] Dr. Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, hlm.20
[2]Dr. Ali
Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, hlm.20
[3]Prof. Dr.
A Syalabi, ibid.,hlm. 104.
[4]Prof. Dr.
A Syalabi, ibid.,hlm. 106.
[5]Dr.
Badriyatim,M.A, Sejarah Peradaban Islam, hlm.25.
[6]Prof..
Dr. A. Syalabi, ibid.,hlm. 117-120.
[7]Muhammad
Husain Haekal,1990. Sejarah Hidup
Muhammad,Jakarta: Litera Antarnusa, hlm 402-403.
Dr. Badri Yatim. MA.,Sejarah Peradaban Islam, hlm 30
[8]Dr. Badri
Yatim. M.A., ibid.,hlm.32-33.
[9]Prof. Dr.
Azyumardi Azra, ibid.
[10]Ali
Musthafa Yakub, 1997, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, Jakarta: Pustaka Firdaus,
hlm 181.
[11]Ibid
[12]Prof.
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, hlm. 108
– 109.
Samsul Munir
Amin,2008, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Islam, Jakarta:Amzah, hlm149 – 151.
[13]Dr.
Badri Yatim. M.A., ibid.,hlm.32-33.
[14]Ibid
[15]Ahmad Al
– Usairy, Sejarah Islam sejak Zaman Nabi
Adam Hingga Abad XX, hlm. 136 – 137.
[16]Samsul
Munir Amzah dan Haryanto Al – Fandi,2008, The WORLD Idol Muhammad Rasulullah,
Jakarta: Amzah, hlm. 361 – 366.
0 komentar:
Post a Comment