Wednesday, January 6, 2016

SEJARAH KEBANGKITAN ISLAM DI JAZIRAH ARAB




MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
2014/2015

Pendahuluan
Bangsa Arab dikenal suka berperang. Peperangan antar suku tidak pernah terhenti, saling berebut kekuasaan dan pengaruh merupakan kepahlawanan yang dibanggakan. Namun dibalik semua itu, Bangsa Arab sejak dahulumemiliki sifat Ksatria, setia kepada, dan menepati janji. Bangsa Arab suka menghormati tamu dan memberi suaka kepada siapapun yang meminta perlindungsn ke rumah mereka. Mereka juga memberikan makan dan minum kepada kafilah padang pasir dan menghargai kepahlawanan, sebagai contoh bahwa bangsa Arab Quraisy  suka membela orang-orang yang tidak berdaya dari golongan mereka sendiri serta selalu bermusyawarah dalam persoalan keluarga. Terbukti sudah sejak lama orang-orang Arab Quraisy memiliki lembaga permusyawaratan yang bernama Darun Nadwah. Di lingkungan inilah  Nabi Muhamad dilahirkan, di sinilah beliau memulai untuk menegakan tonggak ajaran agama Islam, di tengah-tengah lingkungan yang sudah bobrok dan penuh kemaksiatan. Meskipun diwarnai dengan berbagai rintangan yang terus mendera. Namun beliau tetap teguh dalam menyebarkan agama baru, yakni agama Islam kepada masyarakat Arab ketika itu.



BAB II
PEMBAHASAN

A.Kondisi Masyarakat Sebelum Islam
Jazirah arabia adalah tempat lahirnya agama Islam dan kemudian menjadi pusat Islam, merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan Islam. Oleh karna itu, perlu dijelaskan mengenai historis,geografi, penduduk, politik, ekonomi, sosial, dan keagamaan.1
1.historis (sejarah) bangsa Arab
Bangsa Arab adalah keturunan Ibrahim dari anaknya Ismail as. Oleh karna itu, peradaban bangsa Arab dimana Muhamad saw hidup, adalah peradaban warisan nenek moyangnya, Ibrahim as yang merupakan salah seorang peletak dasar dan pembina peradaban islam.
Di antara unsur perdaban warisan Ibrahim yang masih nampak adalah dan lingkungan budaya bangsa Arab adalah ka’bah. Ka’bah sebagai pusat kehidupan dan perdaban islam sejak jaman Ibrahim, masih tetap ada dan di pelihara dalam lingkungan budaya bangsa Arab, tetapi ciri-ciri keislamanya telah pudar dan bahkan telah diliputi oleh  prakti-praktik yang menyimpang dari kemurnianya. Intisari warisan peradaban Ibrahim dengan ka’bah sebagai pusat pengembanganya, adalah ajaran tauhid, walaupun pada masa akan datang kemurniaanya diselimuti praktek-praktek kemusyikan, ia ,masih membalas secara lekat pada kepercayaan mereka bahwa “Allah pencipta alam semesta”, bahkan menjelang kelahiran slam, ditengah-tengah masyarakat mencari dan mengikuti ajaran monoteisme Nabi Ibrahim, anifiyHah.2
 2.Geografis jazirah arab
Secara geografis, letak tanah Arab Sangat trategis, berada pada pusat dunia. Jazirah Arab terbuka ke segala penjuru dunia,yang terletak di sebelah barat daya Asia. Secara geografis, jazirah arab merupakan padang     pasir luas, yaitu hampir lima per enam daerahnya terdiri daripadang pasir,dan bergunung batu.Ditinjau dari iklimnya,negri arab adalah salah satu negri terkering dan terpanas diatas muka bumi. Oleh sebab itu, akibatnya negri arab menjadi sangat miskin. Inilah penyebab mereka hidup dengan cara mengembara, mencari tempat yang subur untuk di tumbuhi rumput dan tanaman-tanaman untuk mereka dan binatang ternak mereka.3
3.Struktur Masyarakat Arab
Bangsa arab termasuk rumpun bangsa  Semit (samiyah), keturunan syam bin nuh. Pada awalnya, bangsa samiyah bertanah air di mesopotania, yaitu negri yang terletak di antara sungai Dajlah (tigris) dan (eupharates).4
Adapun ahli sejarah membagi penduduk jazirah arab sebagai berikut.
1.         Arab Baidah (bangsa arab yang telah punah), yaitu orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena tersebut dalam Kitab-Kitab suci, seperti kaumAd dan samud. Di antara kabilah mereka yang termasyur, yaitu Ad, samud, Thasam, Jadis dan Jurham.
2.         Arab Baqiyah (bangsa Arab yang masih lestari),dan mereka terbagi dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut.
a.         Arab Aribah, yaitu kelompok Qhathan, dan tanah air mereka yaitu Yaman. Di antara                                                                                                                                      kabilah-kabilah mereka yang  terkenal yaitu, Jurham,Ya’rab, dan dari Ya;rab ini lahirlah suku-suku Kahlan dan himyar.                                 
b.         Arab Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk arabia, dari dusun sampai ke kota, yaitu mereka yang mendiami bagian tengah jazirah arabia dan negri Hijas sampai ke lembah Syiria. Mereka dinamakan Arab musta’rabah karena pada waktu Jurham dari suku dan suku Qathaniyah mediami mekah,mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim as. Serta ibunya, dimana kemudian Ibrahim dan putra-putranya mempelajari bahasa arab. 5


1.Drs.Samsul Munir,Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:Amzah,2009  hlm 54
2.Drs. Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, UIN-MALANG PRESS,2008 hlm 88
3.Ibid.
4.Ibid.
5.A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, jakarta: Bulan Bintang, 1984, hlm 17-18






4.Keadaan politik
Dalam bidang politik , masyarakat Arab sebelum Islam menerapkan pola kekuatan yang bersifat monopoli dan otoriter yang di dasarkan pada kabilah, status sosial, dan penguasaan terhadap aset-aset di masyarakat. Dengan demikian, pemerintahan yang diterapkn cenderung dictator,  bahkan tirani, yakni kepemimpinan yang tidak memberikan ruang gerak (space) kepada masyarakat. Segala keputusan dan kebijakan ditentukan sepenuhnya oleh pemimpin, tanpa ada kesempatan untuk mempertanyakanya. Siapa saja yang tidak mengkuti aturan dianggap membangkang, dan karenanya yang dianggap pembangkang tersebut harus dihabisi.6
5. Keadaan Ekonomi dan sosial.
Sesuai dengan tanah Arab yang terdiri dari padang sahara, ekonomi mereka yang terpenting yaitu perdagangan. Masyarakat Quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka mengirim kafilah dagang ke yaman, sedangkan di mussim panas kafilah dagang mereka menuju ke syiria. Menurut pendapat lain masyarakat Arab sebelum Islam menerapkan pola liberal, monopoli, kapitalisme, dan menghalalkan segala cara. Mengurangi timbangan dan takaran , bersumpah palsu, berdusta.
Adapun keadaan sosial mereka,terdapat beberapa segi yang baik dan ada pula yang buruk. Segi-segi baik, misalnya setia kepada kawan dan setia kepada janji, mereka menghormati tamu, tolong-menolong  antara anggota-anggota kabilah. Segi-segi yang buruk, misalnya merendahkan derajat wanita, suka bermusuhan lantaran masalah sepele. Dalam hal lain masyarakat Arab sebelum Islam terbagi dalam sistem kasta, ada kelompok majikan, budak, buruh, dan sebagainya. Sistem sosial yang didasarkan pada garis keturunan, harta, benda, dan jenis kelamin ini pada giliranya menampilkan cara-cara perlakuan yang diskriminatf, tidak adil, dan saling merugikan.7

6.Kehidupan keagamaan
Sebagaimana telah ditentukan, bahwa dalam bidang keagamaan bangsa Arab telah mewarisi ajaran tauhid Ibrahim nenek moyang mereka, dengan ka’bah sebagai pusat kehidupan keagamaan. Di samping itu, sebagian suku ada yang memeluk agama yahudi dan nasrani, yang pada hakekatnya juga merupakan warisan ajaran Ibrahim as. Sesungguhnyapun ajaran keagamaan (tauhid) Warisan Ibrahim tersebut telah  diselimuti oleh praktik-praktik kemusyrikan, menyimpang dari ajaran tauhid sesungguhnya, namun hal itu dapat dijadikan dasar pijakan Muhamad saw untuk membudayakan Islam dilingkungan budaya bangsa Arab, sebab keduanya memiliki titik temu yaitu ajaran tauhid. Demikian dengan fnmgsi Muhamad saw tak lain hanyalah untuk meluruskan kembali dan sekaligus menyempuranakan ajaran-ajaran agama yang telah ada tersebut.8


B.Proses Islamisasi Peradaban Bangsa Arab
Yang dimaksud  dengan proses Islamisasi Peradaban bangsa Arab adalah suatu proses terjadinya atau terbinanya apa yang tersebut peradaban Islam di lingkungan budaya bangsa Arab yang telah berkembang. Proses ini berlangsung sejak diutusnya Muhamad saw untuk meletakan dasar-dasar agama Islam terhadap penduduk mekah sampai terbentuknya masyarakat Islam dan kekuatan sosial politik serta peradaban Islam yang berpusat di Madinah. Proses islamisasi tersebut ditandai dengan pembudayaan Al-qur’an dalam lingkungan budaya bangsa Arab, sejak diturunkanya kepada Muhamad hingga mencapai kesempurnaan penurunanya, dan Al-qur’an menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Islam di lingkungan budaya bangsa Arab.9 Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan islam, terutama di sekitar mekah masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang di kenal sbagai paganisme. Selain menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama masehi (nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman,Najran, dan Syam.
Demikianlah keadaan bangsa Arab menjelng kelahiran nabi Muhamad yang membawa Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Masa ini biasa disebut zaman jahiliah, masa kegelapan  dan kebodohan dalam hal agama.  Fase Kenabian Muhamad dimulai ketika beliau bertahanus atau menyepi di gua hira, sbagai imbas keprihatinan beliau melihat keadaan bangsa Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau mendapatkan wahyu pertama, yang berupa surah Al-alaq ayat 1-5. Dengan wahyu ini maka beliau telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat itu,Nabi Muhamad belum diperintahkan untuk berdakwah. Namun setelah turun wahyu kedua, yaitu surah Al-Muddatstsir ayat1-7, nabi Muhamad diangkat menjadi Rasul yang harus berdakwah. Dalam hal ini dakwah Nabi Muhamad dibagi menjadi dua periode, yaitu
1.Periode Mekah
Pada periode ini, tiga tahun pertama, dakwah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi Muhamad mulai melaksanakan dakwah Islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, Ali bin abi thalib, Abu bakar, lalu Zaid, bekas budak beliau. Di samping itu, juga banyak orang yang masuk Islam dengan perantara Abu bakar yang terkenal dengan julukan Assabiqunal Awwalun .9(orang-orang yang lebih dulu masuk Islam), mereka adalah utsman bin Afaan, Zubair bin Awwan,Sa’ad Abi Waqqash,abdur Rahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidilah,Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Al Arkam bin Ali Arkam, yang rumahnya dijadikan marks untuk berdakwah(rumah arkam).
Namun, dakwah yang dilakukan beliau tidak mudahkarena mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy. Banyak cara dan upaya ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhamad, namun selalu gagal, baik secara diplomatik dan bujuk rayu maupun tindakan-tindakan kekerasan secara fisik. Puncak dari segalaa cara itu adalah dengan diberlakukanya pemboikotan terhadap Bani Hasyim yang merupakan tempat Nabi Muhamad berlindung. Pemboikotan ini berlangsung selama tiga tahun, pemboikotan ini berhenti setelah kaum Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sangat keterlaluan.
Tekanan dari orang-orang kafir semakin keras terhadap gerakan dakwah Nabi Muhamad terlebih setelah meninggalnya dua orang yang melindungi dan menyokong Nabi Muhamad dari orang-orang kafir, yaitu paman beliau, Abu Thalib, dan istri tercinta beliau, khadijah.peristiwa itu terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Tahun ini merupakan tahun kesedihan bagi Nabi Muhamad sehingga dinamakan Amul Kuzn.10
Karena di mekah dakwah Nabi Muhamad mendapat rintangan dan tekanan, pada akhirnya nabi memutuskan untuk berdakwah diluar mekah. Namun, di Thaif beliau dicaci dan dilempari batu sampai beliau terluka. Hal ini semua hampir membuat nabi putus asa, sehingga untuk menuatkan hati beliau, allah mengutus dan mengisra’ dan memi’rajkan beliau pada tahun kesepuluh kenabian itu. Berita tentang isra’ dan mi’raj ini menggemparkan masyarakat mekah. Bagi orang kafir, peristiwa ini dijadikan bahan propagana untuk mendustakan Nabi Muhamad. Sedangkan bagi orang yang beriman ini merupakan ujian keimanan.
Setelah peristiwa isra’ dan mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam terjadi,  yaitu dengan datangnya sejumlah penduduk Yatsrib (madinah) untuk berhaji ke mekah. Mereka terdiri dari dua suku yang saling bermusuhan, yaitu suku Aus dan Khazraj yang masuk islam dalam tiga golongan . Pada gelombang pertama pada tahun kesepuluh kenabian, mereka datang untuk memeluk agama Islam dan menerapkan ajaranya sebagai upaya untuk mendamaikan permusuhan antara kedua suku. Mereka kemudian medakwahkan Islam ke Yatsrib. Gelombang kedua, pada tahun ke-12 kenabian mereka datang kembali menemui nabi dan mengadakan perjanjian yang dikenal dengan perjanjian “Aqabah Pertama”,ynga berisi ikrar kesetiaan. Rombongan ini kemudian kembali ke Yatsrib sebagai juru dakwah serta disertai oleh mus’ab bin Umair yang diutus oleh nabi untuk berdakwah bersama mereka. Gelombang ketiga, pada tahun ke-13 kenabian, mereka datang kembali kepada nabi untuk hijrah ke Yatsrib. Mereka akan membai’at nabi sebagai pemimpin . Nabi pun akhirnya menyetujui usul mereka untuk berhijrah. Perjanjian ini disebut perjanjian “Aqabah kedua” karena terjadi di tempat yang sama.
Akhirnya Nabi muhamad bersama kurang lebih 150 kaum muslimin hijrah ke Yatsrib. Dan ketika samapai di sana, sebagai penghormatan kepada nabi, nama Yastrib diubah menjadi Madinah. Demikian periode mekah terjadi. Dalam periode ini Nabi Muhamad mengalami hambatan dan kesulitan dalam dakwah Islamiyah.11
2.Periode madinah
Dalam periode ini, pengembangan islam lebih di tekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, kemudian Nabi kemudian meletakan dasar-dasar masyarakat Islam di Madinah, sebagai berikut.
Pertama, mendirikan masjid
Tujuan rasullah mendirikan masjid adalah untuk mempersatukan umat Islam dalam satu majelis, sehingga di majelis ini umat Islam bisa bersama-sama melaksanakan shalat jama’ah secara teratur, mengadili perkara-perkara dan bermusyawarah.
Kedua, mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Rasulullah mempersatukan  keluarga-keluarga Islam yang terdiri  dari Muhajirin dan Anshar. Dengan cara mempersaudarakan antara kedua golongan ini.
Ketiga, perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin. Nabi muhamad hendak menciptakan toleransi antargolongan yang ada di Madinah, oleh karena itu nabi membuat perjanjian antara kaum muslimin dan nonmuslimin.
Menurut Ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut.
a.         Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik.
b.         Kebebasan beragama terjamin untuk semua umat.
c.         Adalah kewajiban penduduk Madinah, baik muslim maupun nonmuslim, dalam hal moril maupun materiil. Mereka harus bahu-membahu menangkis semua serangan terhadap kota Madinah.
d.         Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk Madinah. Kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan.12
perjanjian tersebut di kenal dengan sebutan “konstitusi Madinah”, atau ,menurut A.Hasjmy yang dikutip dari buku Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah karangan Drs. Fadil SJ.,M.Ag disebut” manifesto Madinah” dalam negara Islam , yang didalamnya digariskandasar-dasar kehidupan politik, ekonomi, sosial dan militer bagi segenap penduduk madinah, baik muslim, Yahudi maupun musyrikin. Dengan adanya konstitusi Madinah inilah masyarakat islam di Madinah berkembang menjadi satu kesatuan politik, dan berdasar pada konstitusi ini pula berkembang sistem politik dan pemerintahan dalam budaya Islam13
keempat, meletakan dasar-dasar politik,ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.
Ketika masyarakat Islam terbentuk maka diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru terbentuk tersebut. Oleh karna itu ayat-ayat Alquran yang diturunkan dalam periode ini terutama ditujukan kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat ini kemudian diberi penjelasan oleh rasullulah, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan sehingga terdapat dua sumber hukum islam, yaitu Alquran dan hadits. Dari kedua sumber tersebut  didapat suatu sistem untuk bidang politik yaitu sistem musyawarah. Dan untuk bidang ekonomi dititikberatkan pada jaminan keadilan sosial, sera dalam bidang kemasyarakatan, diletakan pula dasar-dasar persamaan derajat antara masyarakat, dengan penekanan bahwa yang menentukan derajat manusia adalah ketakwaan.14


6.Abudin Natta, Sejarah Pendidikan Islam, UIN Syarif Hidayatullah, 2010 hlm 37
7.Drs.Samsul Munir, op cit hlm 59
8.Drs. Fadil SJ, op cit hlm 92
9.Ibid hlm 92
10. Drs.Samsul Munir, op cit hlm hl 66
11.Ibid hal 66
12. Drs.Samsul Munir, op cit hlm 69
13. Drs. Fadil SJ, op cit hlm 107-108
14 Drs. Fadil SJ, op cit hlm 69




BABA III
PENUTUP

Kesimpulan

Proses kebangkitan Islam dijazirah Arab berlangsung sejak diutusnya Muhamad saw untuk meletakan dasar-dasar agama Islam terhadap penduduk mekah sampai terbentuknya masyarakat Islam dan kekuatan sosial politik serta peradaban Islam yang berpusat di Madinah. Proses islamisasi tersebut ditandai dengan pembudayaan Al-qur’an dalam lingkungan budaya bangsa Arab, sejak diturunkanya kepada Muhamad hingga mencapai kesempurnaan penurunanya, dan Al-qur’an menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Islam di lingkungan budaya bangsa Arab.9 Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan islam, terutama di sekitar mekah masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang di kenal sbagai paganisme. Selain menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama masehi (nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman,Najran, dan Syam.
Demikianlah keadaan bangsa Arab menjelng kelahiran nabi Muhamad yang membawa Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Masa ini biasa disebut zaman jahiliah, masa kegelapan  dan kebodohan dalam hal agama.  Fase Kenabian Muhamad dimulai ketika beliau bertahanus atau menyepi di gua hira, sbagai imbas keprihatinan beliau melihat keadaan bangsa Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau mendapatkan wahyu pertama, yang berupa surah Al-alaq ayat 1-5. Dengan wahyu ini maka beliau telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat itu,Nabi Muhamad belum diperintahkan untuk berdakwah. Namun setelah turun wahyu kedua, yaitu surah Al-Muddatstsir ayat1-7, nabi Muhamad diangkat menjadi Rasul yang harus berdakwah.




















Daftar Pustaka

Munir,  Samsul Amin, Sejarah peradaban Islam, jakarta:Amzah 2009.
SJ, Fadil, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lingkungan Sejarah, Malang: UIN –MALANG PRESS 2008.
Hasjmy, A ,Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
Natta, Abudin, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Syarif Hidayatullah, 2010.

Add to Cart

0 komentar:

Post a Comment