MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2014/2015
Pendahuluan
Bangsa Arab dikenal suka berperang.
Peperangan antar suku tidak pernah terhenti, saling berebut kekuasaan dan
pengaruh merupakan kepahlawanan yang dibanggakan. Namun dibalik semua itu,
Bangsa Arab sejak dahulumemiliki sifat Ksatria, setia kepada, dan menepati
janji. Bangsa Arab suka menghormati tamu dan memberi suaka kepada siapapun yang
meminta perlindungsn ke rumah mereka. Mereka juga memberikan makan dan minum
kepada kafilah padang pasir dan menghargai kepahlawanan, sebagai contoh bahwa
bangsa Arab Quraisy suka membela
orang-orang yang tidak berdaya dari golongan mereka sendiri serta selalu
bermusyawarah dalam persoalan keluarga. Terbukti sudah sejak lama orang-orang
Arab Quraisy memiliki lembaga permusyawaratan yang bernama Darun Nadwah. Di
lingkungan inilah Nabi Muhamad
dilahirkan, di sinilah beliau memulai untuk menegakan tonggak ajaran agama
Islam, di tengah-tengah lingkungan yang sudah bobrok dan penuh kemaksiatan.
Meskipun diwarnai dengan berbagai rintangan yang terus mendera. Namun beliau
tetap teguh dalam menyebarkan agama baru, yakni agama Islam kepada masyarakat
Arab ketika itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Kondisi
Masyarakat Sebelum Islam
Jazirah
arabia adalah tempat lahirnya agama Islam dan kemudian menjadi pusat Islam,
merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan Islam. Oleh karna itu, perlu
dijelaskan mengenai historis,geografi, penduduk, politik, ekonomi, sosial, dan
keagamaan.1
1.historis
(sejarah) bangsa Arab
Bangsa
Arab adalah keturunan Ibrahim dari anaknya Ismail as. Oleh karna itu, peradaban
bangsa Arab dimana Muhamad saw hidup, adalah peradaban warisan nenek moyangnya,
Ibrahim as yang merupakan salah seorang peletak dasar dan pembina peradaban
islam.
Di antara unsur
perdaban warisan Ibrahim yang masih nampak adalah dan lingkungan budaya bangsa
Arab adalah ka’bah. Ka’bah sebagai pusat kehidupan dan perdaban islam sejak
jaman Ibrahim, masih tetap ada dan di pelihara dalam lingkungan budaya bangsa
Arab, tetapi ciri-ciri keislamanya telah pudar dan bahkan telah diliputi
oleh prakti-praktik yang menyimpang dari
kemurnianya. Intisari warisan peradaban Ibrahim dengan ka’bah sebagai pusat
pengembanganya, adalah ajaran tauhid, walaupun pada masa akan datang kemurniaanya
diselimuti praktek-praktek kemusyikan, ia ,masih membalas secara lekat pada
kepercayaan mereka bahwa “Allah pencipta alam semesta”, bahkan menjelang
kelahiran slam, ditengah-tengah masyarakat mencari dan mengikuti ajaran
monoteisme Nabi Ibrahim, anifiyHah.2
2.Geografis jazirah arab
Secara
geografis, letak tanah Arab Sangat trategis, berada pada pusat dunia. Jazirah
Arab terbuka ke segala penjuru dunia,yang terletak di sebelah barat daya Asia.
Secara geografis, jazirah arab merupakan padang pasir luas, yaitu hampir lima per enam
daerahnya terdiri daripadang pasir,dan bergunung batu.Ditinjau dari
iklimnya,negri arab adalah salah satu negri terkering dan terpanas diatas muka
bumi. Oleh sebab itu, akibatnya negri arab menjadi sangat miskin. Inilah
penyebab mereka hidup dengan cara mengembara, mencari tempat yang subur untuk
di tumbuhi rumput dan tanaman-tanaman untuk mereka dan binatang ternak mereka.3
3.Struktur Masyarakat
Arab
Bangsa
arab termasuk rumpun bangsa Semit
(samiyah), keturunan syam bin nuh. Pada awalnya, bangsa samiyah bertanah air di
mesopotania, yaitu negri yang terletak di antara sungai Dajlah (tigris) dan
(eupharates).4
Adapun
ahli sejarah membagi penduduk jazirah arab sebagai berikut.
1. Arab Baidah (bangsa arab yang telah punah), yaitu orang-orang Arab yang
telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena tersebut dalam
Kitab-Kitab suci, seperti kaumAd dan samud. Di antara kabilah mereka yang
termasyur, yaitu Ad, samud, Thasam, Jadis dan Jurham.
2. Arab Baqiyah (bangsa Arab yang masih lestari),dan mereka terbagi dalam
dua kelompok, yaitu sebagai berikut.
a. Arab Aribah, yaitu kelompok Qhathan, dan tanah air mereka yaitu Yaman.
Di antara
kabilah-kabilah
mereka yang terkenal yaitu,
Jurham,Ya’rab, dan dari Ya;rab ini lahirlah suku-suku Kahlan dan himyar.
b. Arab Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk arabia, dari
dusun sampai ke kota, yaitu mereka yang mendiami bagian tengah jazirah arabia
dan negri Hijas sampai ke lembah Syiria. Mereka dinamakan Arab musta’rabah
karena pada waktu Jurham dari suku dan suku Qathaniyah mediami mekah,mereka
tinggal bersama Nabi Ibrahim as. Serta ibunya, dimana kemudian Ibrahim dan
putra-putranya mempelajari bahasa arab. 5
1.Drs.Samsul Munir,Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:Amzah,2009 hlm 54
2.Drs. Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan
Sejarah, UIN-MALANG PRESS,2008 hlm 88
3.Ibid.
4.Ibid.
5.A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, jakarta:
Bulan Bintang, 1984, hlm 17-18
4.Keadaan
politik
Dalam
bidang politik , masyarakat Arab sebelum Islam menerapkan pola kekuatan yang
bersifat monopoli dan otoriter yang di dasarkan pada kabilah, status sosial,
dan penguasaan terhadap aset-aset di masyarakat. Dengan demikian, pemerintahan
yang diterapkn cenderung dictator, bahkan
tirani, yakni kepemimpinan yang tidak memberikan ruang gerak (space) kepada
masyarakat. Segala keputusan dan kebijakan ditentukan sepenuhnya oleh pemimpin,
tanpa ada kesempatan untuk mempertanyakanya. Siapa saja yang tidak mengkuti
aturan dianggap membangkang, dan karenanya yang dianggap pembangkang tersebut
harus dihabisi.6
5.
Keadaan Ekonomi dan sosial.
Sesuai dengan tanah
Arab yang terdiri dari padang sahara, ekonomi mereka yang terpenting yaitu
perdagangan. Masyarakat Quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin
mereka mengirim kafilah dagang ke yaman, sedangkan di mussim panas kafilah
dagang mereka menuju ke syiria. Menurut pendapat lain masyarakat Arab sebelum
Islam menerapkan pola liberal, monopoli, kapitalisme, dan menghalalkan segala
cara. Mengurangi timbangan dan takaran , bersumpah palsu, berdusta.
Adapun
keadaan sosial mereka,terdapat beberapa segi yang baik dan ada pula yang buruk.
Segi-segi baik, misalnya setia kepada kawan dan setia kepada janji, mereka
menghormati tamu, tolong-menolong antara
anggota-anggota kabilah. Segi-segi yang buruk, misalnya merendahkan derajat
wanita, suka bermusuhan lantaran masalah sepele. Dalam hal lain masyarakat Arab
sebelum Islam terbagi dalam sistem kasta, ada kelompok majikan, budak, buruh,
dan sebagainya. Sistem sosial yang didasarkan pada garis keturunan, harta,
benda, dan jenis kelamin ini pada giliranya menampilkan cara-cara perlakuan
yang diskriminatf, tidak adil, dan saling merugikan.7
6.Kehidupan
keagamaan
Sebagaimana
telah ditentukan, bahwa dalam bidang keagamaan bangsa Arab telah mewarisi
ajaran tauhid Ibrahim nenek moyang mereka, dengan ka’bah sebagai pusat
kehidupan keagamaan. Di samping itu, sebagian suku ada yang memeluk agama
yahudi dan nasrani, yang pada hakekatnya juga merupakan warisan ajaran Ibrahim
as. Sesungguhnyapun ajaran keagamaan (tauhid) Warisan Ibrahim tersebut
telah diselimuti oleh praktik-praktik
kemusyrikan, menyimpang dari ajaran tauhid sesungguhnya, namun hal itu dapat
dijadikan dasar pijakan Muhamad saw untuk membudayakan Islam dilingkungan
budaya bangsa Arab, sebab keduanya memiliki titik temu yaitu ajaran tauhid.
Demikian dengan fnmgsi Muhamad saw tak lain hanyalah untuk meluruskan kembali
dan sekaligus menyempuranakan ajaran-ajaran agama yang telah ada tersebut.8
B.Proses
Islamisasi Peradaban Bangsa Arab
Yang
dimaksud dengan proses Islamisasi
Peradaban bangsa Arab adalah suatu proses terjadinya atau terbinanya apa yang
tersebut peradaban Islam di lingkungan budaya bangsa Arab yang telah berkembang. Proses ini
berlangsung sejak diutusnya Muhamad saw untuk meletakan dasar-dasar agama Islam
terhadap penduduk mekah sampai terbentuknya masyarakat Islam dan kekuatan
sosial politik serta peradaban Islam yang berpusat di Madinah. Proses
islamisasi tersebut ditandai dengan pembudayaan Al-qur’an dalam lingkungan
budaya bangsa Arab, sejak diturunkanya kepada Muhamad hingga mencapai
kesempurnaan penurunanya, dan Al-qur’an menjadi bagian tak terpisahkan dari
warisan budaya Islam di lingkungan budaya bangsa Arab.9 Kondisi bangsa
Arab sebelum kedatangan islam, terutama di sekitar mekah masih diwarnai dengan
penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang di kenal sbagai paganisme. Selain
menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama masehi
(nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman,Najran, dan Syam.
Demikianlah
keadaan bangsa Arab menjelng kelahiran nabi Muhamad yang membawa Islam di
tengah-tengah bangsa Arab. Masa ini biasa disebut zaman jahiliah, masa
kegelapan dan kebodohan dalam hal agama.
Fase Kenabian Muhamad dimulai ketika
beliau bertahanus atau menyepi di gua hira, sbagai imbas keprihatinan beliau
melihat keadaan bangsa Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau
mendapatkan wahyu pertama, yang berupa surah Al-alaq ayat 1-5. Dengan wahyu ini
maka beliau telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat itu,Nabi
Muhamad belum diperintahkan untuk berdakwah. Namun setelah turun wahyu kedua,
yaitu surah Al-Muddatstsir ayat1-7, nabi Muhamad diangkat menjadi Rasul yang
harus berdakwah. Dalam hal ini dakwah Nabi Muhamad dibagi menjadi dua periode,
yaitu
1.Periode Mekah
Pada
periode ini, tiga tahun pertama, dakwah Islam dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Nabi Muhamad mulai melaksanakan dakwah Islam di lingkungan
keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, Ali bin abi thalib, Abu bakar, lalu
Zaid, bekas budak beliau. Di samping itu, juga banyak orang yang masuk Islam
dengan perantara Abu bakar yang terkenal dengan julukan Assabiqunal Awwalun .9(orang-orang yang lebih dulu masuk
Islam), mereka adalah utsman bin Afaan, Zubair bin Awwan,Sa’ad Abi
Waqqash,abdur Rahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidilah,Abu Ubaidah bin Jarrah, dan
Al Arkam bin Ali Arkam, yang rumahnya dijadikan marks untuk berdakwah(rumah
arkam).
Namun,
dakwah yang dilakukan beliau tidak mudahkarena mendapat tantangan dari kaum
kafir Quraisy. Banyak cara dan upaya ditempuh para pemimpin Quraisy untuk
mencegah dakwah Nabi Muhamad, namun selalu gagal, baik secara diplomatik dan
bujuk rayu maupun tindakan-tindakan kekerasan secara fisik. Puncak dari segalaa
cara itu adalah dengan diberlakukanya pemboikotan terhadap Bani Hasyim yang
merupakan tempat Nabi Muhamad berlindung. Pemboikotan ini berlangsung selama
tiga tahun, pemboikotan ini berhenti setelah kaum Quraisy menyadari bahwa apa
yang mereka lakukan sangat keterlaluan.
Tekanan
dari orang-orang kafir semakin keras terhadap gerakan dakwah Nabi Muhamad
terlebih setelah meninggalnya dua orang yang melindungi dan menyokong Nabi
Muhamad dari orang-orang kafir, yaitu paman beliau, Abu Thalib, dan istri
tercinta beliau, khadijah.peristiwa itu terjadi pada tahun kesepuluh kenabian.
Tahun ini merupakan tahun kesedihan bagi Nabi Muhamad sehingga dinamakan Amul Kuzn.10
Karena
di mekah dakwah Nabi Muhamad mendapat rintangan dan tekanan, pada akhirnya nabi
memutuskan untuk berdakwah diluar mekah. Namun, di Thaif beliau dicaci dan
dilempari batu sampai beliau terluka. Hal ini semua hampir membuat nabi putus
asa, sehingga untuk menuatkan hati beliau, allah mengutus dan mengisra’ dan
memi’rajkan beliau pada tahun kesepuluh kenabian itu. Berita tentang isra’ dan
mi’raj ini menggemparkan masyarakat mekah. Bagi orang kafir, peristiwa ini
dijadikan bahan propagana untuk mendustakan Nabi Muhamad. Sedangkan bagi orang
yang beriman ini merupakan ujian keimanan.
Setelah
peristiwa isra’ dan mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
terjadi, yaitu dengan datangnya sejumlah
penduduk Yatsrib (madinah) untuk berhaji ke mekah. Mereka terdiri dari dua suku
yang saling bermusuhan, yaitu suku Aus dan Khazraj yang masuk islam dalam tiga
golongan . Pada gelombang pertama pada tahun kesepuluh kenabian, mereka datang
untuk memeluk agama Islam dan menerapkan ajaranya sebagai upaya untuk mendamaikan
permusuhan antara kedua suku. Mereka kemudian medakwahkan Islam ke Yatsrib.
Gelombang kedua, pada tahun ke-12 kenabian mereka datang kembali menemui nabi
dan mengadakan perjanjian yang dikenal dengan perjanjian “Aqabah Pertama”,ynga
berisi ikrar kesetiaan. Rombongan ini kemudian kembali ke Yatsrib sebagai juru
dakwah serta disertai oleh mus’ab bin Umair yang diutus oleh nabi untuk
berdakwah bersama mereka. Gelombang ketiga, pada tahun ke-13 kenabian, mereka
datang kembali kepada nabi untuk hijrah ke Yatsrib. Mereka akan membai’at nabi
sebagai pemimpin . Nabi pun akhirnya menyetujui usul mereka untuk berhijrah.
Perjanjian ini disebut perjanjian “Aqabah kedua” karena terjadi di tempat yang
sama.
Akhirnya
Nabi muhamad bersama kurang lebih 150 kaum muslimin hijrah ke Yatsrib. Dan
ketika samapai di sana, sebagai penghormatan kepada nabi, nama Yastrib diubah menjadi
Madinah. Demikian periode mekah terjadi. Dalam periode ini Nabi Muhamad
mengalami hambatan dan kesulitan dalam dakwah Islamiyah.11
2.Periode
madinah
Dalam
periode ini, pengembangan islam lebih di tekankan pada dasar-dasar pendidikan
masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu,
kemudian Nabi kemudian meletakan dasar-dasar masyarakat Islam di Madinah,
sebagai berikut.
Pertama,
mendirikan masjid
Tujuan
rasullah mendirikan masjid adalah untuk mempersatukan umat Islam dalam satu
majelis, sehingga di majelis ini umat Islam bisa bersama-sama melaksanakan
shalat jama’ah secara teratur, mengadili perkara-perkara dan bermusyawarah.
Kedua,
mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin.
Rasulullah mempersatukan
keluarga-keluarga Islam yang terdiri
dari Muhajirin dan Anshar. Dengan cara mempersaudarakan antara kedua
golongan ini.
Ketiga,
perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin. Nabi
muhamad hendak menciptakan toleransi antargolongan yang ada di Madinah, oleh
karena itu nabi membuat perjanjian antara kaum muslimin dan nonmuslimin.
Menurut
Ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Pengakuan atas hak pribadi keagamaan
dan politik.
b. Kebebasan beragama terjamin untuk semua
umat.
c. Adalah kewajiban penduduk Madinah, baik
muslim maupun nonmuslim, dalam hal moril maupun materiil. Mereka harus
bahu-membahu menangkis semua serangan terhadap kota Madinah.
d. Rasulullah adalah pemimpin umum bagi
penduduk Madinah. Kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang
besar untuk diselesaikan.12
perjanjian
tersebut di kenal dengan sebutan “konstitusi Madinah”, atau ,menurut A.Hasjmy
yang dikutip dari buku Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah
karangan Drs. Fadil SJ.,M.Ag disebut” manifesto Madinah” dalam negara Islam ,
yang didalamnya digariskandasar-dasar kehidupan politik, ekonomi, sosial dan
militer bagi segenap penduduk madinah, baik muslim, Yahudi maupun musyrikin.
Dengan adanya konstitusi Madinah inilah masyarakat islam di Madinah berkembang
menjadi satu kesatuan politik, dan berdasar pada konstitusi ini pula berkembang
sistem politik dan pemerintahan dalam budaya Islam13
keempat,
meletakan dasar-dasar politik,ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.
Ketika masyarakat Islam
terbentuk maka diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru
terbentuk tersebut. Oleh karna itu ayat-ayat Alquran yang diturunkan dalam
periode ini terutama ditujukan kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat ini kemudian
diberi penjelasan oleh rasullulah, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan
sehingga terdapat dua sumber hukum islam, yaitu Alquran dan hadits. Dari kedua
sumber tersebut didapat suatu sistem untuk
bidang politik yaitu sistem musyawarah. Dan untuk bidang ekonomi
dititikberatkan pada jaminan keadilan sosial, sera dalam bidang kemasyarakatan,
diletakan pula dasar-dasar persamaan derajat antara masyarakat, dengan
penekanan bahwa yang menentukan derajat manusia adalah ketakwaan.14
6.Abudin Natta,
Sejarah Pendidikan Islam, UIN Syarif Hidayatullah, 2010 hlm 37
7.Drs.Samsul Munir, op cit hlm 59
8.Drs. Fadil SJ, op cit hlm 92
9.Ibid hlm 92
10. Drs.Samsul Munir, op cit hlm hl 66
11.Ibid hal 66
12. Drs.Samsul Munir, op cit hlm 69
13. Drs. Fadil SJ, op cit hlm 107-108
14 Drs. Fadil SJ, op cit hlm 69
BABA
III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses
kebangkitan Islam dijazirah Arab berlangsung sejak diutusnya Muhamad saw untuk
meletakan dasar-dasar agama Islam terhadap penduduk mekah sampai terbentuknya
masyarakat Islam dan kekuatan sosial politik serta peradaban Islam yang
berpusat di Madinah. Proses islamisasi tersebut ditandai dengan pembudayaan
Al-qur’an dalam lingkungan budaya bangsa Arab, sejak diturunkanya kepada
Muhamad hingga mencapai kesempurnaan penurunanya, dan Al-qur’an menjadi bagian
tak terpisahkan dari warisan budaya Islam di lingkungan budaya bangsa Arab.9 Kondisi bangsa
Arab sebelum kedatangan islam, terutama di sekitar mekah masih diwarnai dengan
penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang di kenal sbagai paganisme. Selain
menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama masehi
(nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman,Najran, dan Syam.
Demikianlah
keadaan bangsa Arab menjelng kelahiran nabi Muhamad yang membawa Islam di
tengah-tengah bangsa Arab. Masa ini biasa disebut zaman jahiliah, masa
kegelapan dan kebodohan dalam hal agama. Fase Kenabian Muhamad dimulai ketika beliau
bertahanus atau menyepi di gua hira, sbagai imbas keprihatinan beliau melihat
keadaan bangsa Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau mendapatkan
wahyu pertama, yang berupa surah Al-alaq ayat 1-5. Dengan wahyu ini maka beliau
telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat itu,Nabi Muhamad belum
diperintahkan untuk berdakwah. Namun setelah turun wahyu kedua, yaitu surah
Al-Muddatstsir ayat1-7, nabi Muhamad diangkat menjadi Rasul yang harus
berdakwah.
Daftar
Pustaka
Munir, Samsul Amin, Sejarah peradaban Islam, jakarta:Amzah 2009.
SJ,
Fadil, Pasang Surut Peradaban Islam dalam
Lingkungan Sejarah, Malang: UIN –MALANG PRESS 2008.
Hasjmy,
A ,Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1984.
Natta,
Abudin, Sejarah Pendidikan Islam,
Jakarta: Syarif Hidayatullah, 2010.
0 komentar:
Post a Comment