METODOLOGI STUDI ISLAM
Jurusan syari’ah/prodi ekonomi syari’ah
STAIN JURAI SIWO METRO
KOTA METRO LAMPUNG
SUMBER DAN KARAKTERISTIK ISLAM
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. Wb
Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT. atas segala karunia dan
hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Sumber dan karakteristik islam dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar. shalawat senantiasa kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman
jahiliyyah ke zaman islamiyah
Agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW yaitu Islam mempunyai berbagai
karakteristik dan sumber yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap Muslim.
Maha Besar Allah yang telah menganugerahi kita dengan kenikmatan luar biasa
yaitu beragama Islam. sebab didalam agama Islam tersebut terdapat tuntunan
kearah yang baik dan benar yang dapat memberikan jalan kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Metologi Studi Islam
yang didalamnya membahas bagaimana mempelajari atau meninjau Islam secara
komperhansif. namun, saya sadar bahwa makalah Metodologi Studi Islam yang
membahas sumber dan karakteristik islam ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari pihak
pembaca. Dan penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita.
Amin
Wallahu Muwafiq,Ila Aqwamitthariq
Wasssalamu’alaikum wr. Wb
Wasssalamu’alaikum wr. Wb
SUMBER DAN KARAKTERISTIK ISLAM
A.
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang benar-benar bersumber dari Allah SWT, yang
tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenaran-Nya. Islam lahir sebagai Agama
yang menyempurnakan agama-agama terdahulu yang sudah banyak dikotori oleh
campur tangan pemeluknya sendiri. Islam mempunyai sumber ajaran utama yaitu
al-Qur’an yang mutlak benarnya karena bersumber langsung dari Allah SWT, yang
kedua yaitu Hadits sebagai sumber kedua setelah al-Qur’an. Di dalam Islam juga
dikenal adanya Ra’yu atau akal pikiran yang digunakan sebagai sumber pendukung
untuk mendapatkan hukum bila dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ditemui. Islam
juga mempunyai berbagai karakteristik yang sangat luwes dan toleran, sehingga
Islam menjadi sangat menarik bagi pemeluknya baik dalam kajian historist maupun
normatif. Islam juga memiliki moralitas yang tangguh dan kuat yang di dalamnya
mencakup aspek-aspek dalam berbagai segi kehidupan. Di dalam Islam juga dikenal
pembaharuan atau modernisitas yang semuanya itu adalah untuk mencapai kekuatan
dan kemajuan Islam. untuk selengkapnya akan dibahas dalam makalah.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Sumber Ajaran Islam Primer dan
Sekunder ?
2.
Bagaimanakah Sifat Dasar Islam?
3.
Bagaimanakah Karakter Islam Antara
Normativitas dan Historitas?
4.
Bagaimanakah Moralitas Islam Dalam Ibadah,
Pendidikan, Ilmu dan Sosial?
5.
Bagaimanakah Islam Dalam Wacana
Pembaharuan?
C.
PEMBAHASAN
1.
Sumber Ajaran Islam
Islam merupakan nama dari suatu agama yang berasal dari Allah SWT, sumber
ajarannya berasal dari wahyu yang datang dari Allah SWT. bukan berasal dari
manusia dan bukan pula berasal dari nabi Muhammad SAW. Di kalangan ulama’
terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang utama (primer) adalah Al
qur’an dan As sunnah sebagai sumber ajaran kedua. Selain itu juga digunakan
ro’yu atau akal pikiran untuk memahami Alqur’an dan Assunnah.
Sumber ajaran Islam ada 3:
a.
Al quran
Al qur’an merupakan fundamental ajaran
Islam yang di dalamnya memuat wahyu dari Allah SWT. Alqur’an merupakan sumber
ajaran Islam pertama dan utama dalam Islam. Alqur’an adalah kitab suci yang
isinya mengandung firman Allah, turunnya secara bertahap melalui malaikat,
pembawanya adalah Nabi Muhammad SAW, susunanny dimulai dari surat al fatihah
bdan diakhiri surat an nass, bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya
sebagai hujjah atau bukti yang kuat atas kerosulan Nabi Muhammad SAW,
keberadaannya hingga kini masih terpelihara dengan baik dan pemasyarakatannya
dilaksanakan secara berantai dari satu generasi ke generasi lainnya dengan
tulisan dan lisan.
Tujuan diturunkan Alqur;an untuk
menjadi pedoman bagi umat manusia dalam hidup. sehingga mencapai kesejahteraan
di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al Ahzab: 36)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang
mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka
sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS Al Ahzab: 36)
Al-Qur’an menjadi sumber nilai dan
norma umat Islam, yang berisi tentang:
·
Petunjuk mengenai aqidah yang harus
diyakini umat Islam. petunjuk aqidah ini berintikan keimanan akan ke-Esaan
Tuhan dan kepercayaan terhadap kepastian adanya hari kebangkitan, perhitungan
serta pembalasan kelak.
·
Petunjuk mengenai syariah yaitu jalan
yang harus diikuti oleh manusia dalam berhubungan dengan Allah dan sesama
insan. demi kebahagian dunia dan akhirat.
·
Petunjuk tentang akhlak mengenai baik
dan buruk yang harus diindahkan manusia.
·
Kisah-kisah umat manusia masa lampau
(sejarah).
Dengan demikian al Qur’an menjadi sangat fundamental bagi manusia,
sebagaimana firman Allah (Q.S al-An’am:38)
“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”. (Q.S al-An’am:38)
“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”. (Q.S al-An’am:38)
b.
As-Sunnah
Sunnah adalah segala yang dinukilkan nabi SAW baik perkataan, perbuatan
maupun taqrir. Kedudukan as-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain
didasarkan pada keterangan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits juga didasarkan pada
kesepakatan para sahabat.
Sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah al-Qur’an as-Sunnah memiliki
fungsi yang sejalan dengan al-Qur’an. keberadaan as-Sunnah tidak dapat
dilepaskan dari adanya sebagian dari ayat al-Qur’an yaitu:
·
Ayat yang bersifat global yang
memerlukan perincian, maka Hadits berfungsi untuk merinci petunjuk dan isyarat al-Qur’an
yang global tersebut.
·
Ayat yang bersifat umum (menyeluruh)
yang menghendaki pengecualian, maka hadits berfungsi sebagai pengecuali
terhadap isyarat al-Qur’an yang bersifat umum.
·
Ayat yang bersifat mutlak (tanpa batas)
yang menghendaki pembatasan, maka hadits berfungsi sebagai pembatas.
·
Isyarat al-Qur’an yang mengandung makna
lebih dari satu (Musytarak) yang menghendaki penetapan makna, bahkan terdapat
sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai keterangannya dari al-Qur’an, maka
Hadits berperan sebagai pemberi informasi terhadap kasusu tersebut. Dengan
demikian, pemahaman al-Qur’an dan pehaman ajaran Islam yang seutuhnya tidak
dapat dipisahkan tanpa mengikut sertakan Hadits.
c.
Ro’yu
Ro’yu atau akal pikiran merupakan sumber ajaran Islam yang ketiga setelah
al-Qur’an dan Hadits. Ro’yu disebut sebagai sumber sekunder atau instrumental
karena merupakan sarana atau alat untuk memahami ajaran dasar.
Ro’yu digunakan untuk ijtihad yaitu melakukan kesungguhan dan ketekunan
optimal untuk menetapkan hukum Syara’. Jadi, ijtihad dilakukan untuk menetapkan
hukum yang tidak dipenuhi dalam al-Qur’an dan Hadits.
Syarat-syarat melakukan ijtihad yaitu:
Syarat-syarat melakukan ijtihad yaitu:
1)
Mengetahui Nash
2)
Mengetahui soal-soal ijma’
3)
Mengetahui Bahasa Arab
|
4)
Mengetahui Ushul Fiqih
5)
Mengetahui Maslihul Mursalah
6)
Ilmu-ilmu penunjang.
|
Jadi, apabila terdapat suatu perkara yang Allah SWT dan Rasul-Nya belum
menetapkan ketetapannya, maka umat Islam dapat menentukannnya sendiri.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun". (Q.S al-Maidah:101)
2.
Sifat Dasar Ajaran Islam
Konsep dasar ajaran Islam adalah seuruh alam semesta diciptakan oleh Allah
SWT yang merupakan Tuhan dan penguasa alam semesta, Dialah pencipta alam
semesta, Dan penguasa alam semesta dan Dia pula yang akan mencukupinya.
Diciptakannya manusia, dan masing-masing manusia diberi umur tertentu, Allah
SWT telah menentukan kode kehidupan tertentu yang paling tepat bagi manusia,
tetapi pada saat yang sama manusia diberi kebebasan untuk memilih. Apakah akan
menerima atau mengingkari dasar kehidupannya sendiri. Ajaran Islam memiliki
sifat khas yang berneda dengan ajaran Agama lainnya yang menjadikannya menarik
bagi manusia sepanjang umur dan zaman. Sifat dasar Islam antara lain:
a.
Kederhanaan, rasionalitas, dan praktis
Islam tidak memiliki mitologis, ajarannya cukup sederhana dan dapat
dipahami. Didalamnya tidak pernah ada tempat bagi keberhalaan dan keyainan yang
tidak rasional. Ajaran Islam bersifat rasional yang dapat dijelaskan oleh
logika dan penalaran. Islam merangsang pemeluknya mempergunakan akal serta
mendorong pemakaian intelek.. Ajarannya bersifat dan langsung yaitu setiap
manusia dimungkinkan untuk memahami kitab Allah SWT secara langsung dan
menerapkan ketentuan yang ada dalam kehidupan praktis. Sehingga jelaslah bahwa
Islam merupakan agama yanng praktis dan tidak memperbolehkan manusia berpuas
diri dalam kekosongan (kesia-siaan).
b.
Kesatuan antara materi dan rohani
Islam mendorong manusia untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan. Islam
tidak memisahkan secara yang material dengan yang moral, yang duniawi dengan
yang ukhrawi, dan mengajak manusia agar selalu mencurahkan tenaga untuk
mengkonstruksikan kehidupan atas dasar moral yang sehat. dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa Islam menyuruh untuk memadukan antara kehidupan moral dan
materi. Sehingga keduanya saling selaras dan memberi kemanfa’atan, bukan dengan
kehidupan asketisme (kepertapaan) maupun dengan ideologi materialistik yang
dapat mengabaikan sisi moral dan spiritual kehidupan.
c.
Sebuah cara hidup yang lengkap
Islam mempunyai cara hidup yang lengkap yang melingkupi seluruh aspek
eksistensi kehidupan manusia. Islam memberikan tuntunan bagi seluruh aspek
kehidupan baik pribadi dam sosial, material dan moral, ekonomi dan politik,,
legal dan kultural, serta nasional dan internasional. Al-Qur’an mengajak
manusia agar memeluk Islam tanpa keraguan dan mengikuti tuntunan Ilahi dalam
segala aspek kehidupan.
d.
Keseimbangan antara pribadi dan
masyarakat
Islam menciptakan keserasian dan keseimbangan antara individualisme dan
kolektivisme. Keduanya mempunyai hak dan kewajiban sehingga harus ditunaikan
secara selaras dan sebaik-baiknya.
e.
Universalitas dan Humanisme
Islam bersifat menyeluruh dan sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, Islam
menghendaki perdamaian dan persatuan Umat.
f.
Keajegan dan perubahan
Yang dimaksud keajegan dalam Islam bukan berarti kaku, datar dalam setiap
hal. Islam bisa menerima perubahan. Keduanya harus dijalankan secara luwes dan
seimbang, sehingga prinsip Islam tetap ada tanpa terganggu oleh perubahab yang
ada.
3.
Karakter Islam Antara Normativitas dan
Historitas
Para ilmuwan mencoba untuk melakukan berbagai pendekatan guna mengenali
karakteristik ajaran Islam. Misalnya Harun Nasution menggunakan pendekatan
filosofis dan historis sebagai acuannya. H.M Rasyidi melakukan pendekatan
normatif legalistik. Karakteristik normatif yaitu karakteristik yang memandang
agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya
terdapat penalaran manusia.
Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepnya dalam berbagai bidang. seperti bidang agama, ibadah, mu’amalah, yang didalamnya mencakup masalah pendidikan, illmu pengetahuan, kebudayaan, sosisal, ekonomi, politik, lingkungan hidup, kesehatan. Serta Islam sebagai sebuah disiplin Ilmu. sedangkan karakteristik Historistik adalah Ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut.
Macam-macam karakteristik Islam:
Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepnya dalam berbagai bidang. seperti bidang agama, ibadah, mu’amalah, yang didalamnya mencakup masalah pendidikan, illmu pengetahuan, kebudayaan, sosisal, ekonomi, politik, lingkungan hidup, kesehatan. Serta Islam sebagai sebuah disiplin Ilmu. sedangkan karakteristik Historistik adalah Ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut.
Macam-macam karakteristik Islam:
a.
Kerobbanian
Kerobbanian adalah karakteristik konsep Islam yang terutama dan sumber dari karakteristik lainnya, konsep Islam ini merupakan aqidah yang diwahyukan dari Allah SWT dan bersumber dari pada-Nya saja. Konsep ini diterima oleh seluruh unsur keberadaan manusia bukan diciptakan oleh manusia sebagaimana konsep keberhalaan. sehingga apa yang dikerjakan manusia menurut karakteristik Islam konsep Rabbani ini hanyalah menerima, memahami, beradaptasi dengannya dan menerapkan tuntutan-tuntutannya dalam kehidupan manusia.
Kerobbanian adalah karakteristik konsep Islam yang terutama dan sumber dari karakteristik lainnya, konsep Islam ini merupakan aqidah yang diwahyukan dari Allah SWT dan bersumber dari pada-Nya saja. Konsep ini diterima oleh seluruh unsur keberadaan manusia bukan diciptakan oleh manusia sebagaimana konsep keberhalaan. sehingga apa yang dikerjakan manusia menurut karakteristik Islam konsep Rabbani ini hanyalah menerima, memahami, beradaptasi dengannya dan menerapkan tuntutan-tuntutannya dalam kehidupan manusia.
b.
Kekonstanan
Kekonstanan terdapat pad sendi-sendi pokok konsep dan nilai-nilai yang esensial dalam Islam, karena sendi-sendi dan nilai-nilai ini tidak berubah dan tidak berimbang dengan berkembangnya fenomena-fenomena kehidupan yang nyata dan bentuk-bentuk aturan praktis. perubahan pada fenomena-fenomena kehidupan dan bentuk-bentuk aturan ini tetap dalam kerangka sendi-sendi dan nilai-nilai yang tetap dalam konsep. Sehingga tidak ada pelanggaran pokok aturan Islam meskipun telah terjadi perubahan atau kondisi tetap (konstan).
Kekonstanan terdapat pad sendi-sendi pokok konsep dan nilai-nilai yang esensial dalam Islam, karena sendi-sendi dan nilai-nilai ini tidak berubah dan tidak berimbang dengan berkembangnya fenomena-fenomena kehidupan yang nyata dan bentuk-bentuk aturan praktis. perubahan pada fenomena-fenomena kehidupan dan bentuk-bentuk aturan ini tetap dalam kerangka sendi-sendi dan nilai-nilai yang tetap dalam konsep. Sehingga tidak ada pelanggaran pokok aturan Islam meskipun telah terjadi perubahan atau kondisi tetap (konstan).
c.
Ke-Universalan
Kehidupan aqidah yang dijalani sendiri akan menimbulkan pemikiran yang bersifat parsial sehingga tidak akan pernah mencerminkan suatu kehidupan yang menyeluruh atau universal. Ke-Universalan akan membuat lengkap dan sempurna suatu sistem yang mencakup aqidah dan organisasi kehidupan dan akan memberikan ketenangan pada fitrah manusia, karena ia menghadapi fitrah tersebut dengan tabi’’at yang padu tidak terpecah belah eksistensinya. dengan demikian ke-Universlan akan memberikan kelengkapan dan kesempurnaan serta keterpaduan dalam menjalankan hukum Islam.
Kehidupan aqidah yang dijalani sendiri akan menimbulkan pemikiran yang bersifat parsial sehingga tidak akan pernah mencerminkan suatu kehidupan yang menyeluruh atau universal. Ke-Universalan akan membuat lengkap dan sempurna suatu sistem yang mencakup aqidah dan organisasi kehidupan dan akan memberikan ketenangan pada fitrah manusia, karena ia menghadapi fitrah tersebut dengan tabi’’at yang padu tidak terpecah belah eksistensinya. dengan demikian ke-Universlan akan memberikan kelengkapan dan kesempurnaan serta keterpaduan dalam menjalankan hukum Islam.
d.
Keseimbangan
Dalam posisi yang seimbang, maka Islam tidak akan terombang-ambing dalam keadaan kurang atau lebih maupun dari benturan berbagai masalah. yang dimaksud keseimbangan dalam Islam konsepnya yaitu keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat yang merupakan Implementasi keseimbangan antara kemutlakan kehendak Ilahi dengan ketetapan hukum-hukum alam. Apabila manusia hanya mengedepankan salah satunya maka tidak akan terjadi pemuliaan.
Dalam posisi yang seimbang, maka Islam tidak akan terombang-ambing dalam keadaan kurang atau lebih maupun dari benturan berbagai masalah. yang dimaksud keseimbangan dalam Islam konsepnya yaitu keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat yang merupakan Implementasi keseimbangan antara kemutlakan kehendak Ilahi dengan ketetapan hukum-hukum alam. Apabila manusia hanya mengedepankan salah satunya maka tidak akan terjadi pemuliaan.
e.
Keaktifan
Sifat Allah dalam konsep Islam bukanlah sifat yang pasif. Dan kesempurnaan-Nya bukan sifat yang pasif pula, sesungguhnya keaktifan hubungan antara Allah SWT dengan seluruh makhluk-Nya bersifat padu dan aktif. Konsep manusia tentang Tuhannya dan keterkaitan sifat-sifatNya dengan kehidupan manusia, itulah yang menentukan nilai Tuhan di dalam dirinya, disamping menentukan juga sikapnya kepada-Nya.
Sifat Allah dalam konsep Islam bukanlah sifat yang pasif. Dan kesempurnaan-Nya bukan sifat yang pasif pula, sesungguhnya keaktifan hubungan antara Allah SWT dengan seluruh makhluk-Nya bersifat padu dan aktif. Konsep manusia tentang Tuhannya dan keterkaitan sifat-sifatNya dengan kehidupan manusia, itulah yang menentukan nilai Tuhan di dalam dirinya, disamping menentukan juga sikapnya kepada-Nya.
f.
Kerealistisan
Konsep ini berhubungan dengan reailtas-realitas objek yang memiliki wujud yang nyata dan meyakinkan. dan bekas yang realitas. Ia tidak berupa konsep rasional atau idealisme yang tak mempunyai wujud dalam realita. Sehingga dalam kerealistisan konsep dasar Islam akan membawa kepada kehidupan yang bersifat nyata, sebab konsep Islam berhubungan dengan hakikat Ilahi yang nampak dalam jejak bekasnya yang aktif dan efektifitasnya yang nyata. Selain itu juga berhubungan dengan hakikat alam yang nampak dalam gejala-gejalanya yang indrawi, yang memancarkan dan menerima pengaruh.
Konsep ini berhubungan dengan reailtas-realitas objek yang memiliki wujud yang nyata dan meyakinkan. dan bekas yang realitas. Ia tidak berupa konsep rasional atau idealisme yang tak mempunyai wujud dalam realita. Sehingga dalam kerealistisan konsep dasar Islam akan membawa kepada kehidupan yang bersifat nyata, sebab konsep Islam berhubungan dengan hakikat Ilahi yang nampak dalam jejak bekasnya yang aktif dan efektifitasnya yang nyata. Selain itu juga berhubungan dengan hakikat alam yang nampak dalam gejala-gejalanya yang indrawi, yang memancarkan dan menerima pengaruh.
g.
Ketauhidan
Tauhid merupakan sendi pertama konsep Islam, karena dia adalah hakikat pokok dalam aqidah Islam. Tauhid juga merupakan salah satu karakteristik dalam konsep Islam karena luasnya kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep Islam adalah satu-satunnya konsep yang tetap tegak di atas landasan tauhid yang murni, dan tauhid merupakan salah satu karakteristik konsep ini, sehingga ketauhidan memberikan pada keunikan dan keistimewaan diantara semua aqidah yang ada di dunia
Tauhid merupakan sendi pertama konsep Islam, karena dia adalah hakikat pokok dalam aqidah Islam. Tauhid juga merupakan salah satu karakteristik dalam konsep Islam karena luasnya kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep Islam adalah satu-satunnya konsep yang tetap tegak di atas landasan tauhid yang murni, dan tauhid merupakan salah satu karakteristik konsep ini, sehingga ketauhidan memberikan pada keunikan dan keistimewaan diantara semua aqidah yang ada di dunia
4.
Moralitas Islam dalam Ibadah,
Pendidikan, Ilmu dan Sosial
Pada prinsipnya moral tidak seperti
akhlak yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits secara mutlak
·
Ibadah dalam Islam
Ibadah dalam Islam merupakan cara untuk mensucikan diri. Dasar dari ibadah
adalah pengakuan bahwa manusia adalah makhluk Allah, Oleh karena itu,
berkewajiban untuk mengabdi kepada-Nya. sedang dalam ajaran Islam konsepsi
ibadah berkaitan erat dengan pandangan bahwa landasan kehidupan adalah
keyakinan dan pemikiran yang benar, kesucian jiwa dan tindakan yang baik. Keutamaan
Ibadah menurut ajaran Islam antara lain:
a.
Bebas dari segala perantara
Islam telah melepaskan Ibadah dari
ikatan perantara yang menghubungkan manusia dengan sang pencipta. Islam
menghendaki hubungan langsung antara manusia dengan Tuhan-Nya, sehingga perantara
tidak diperlukan lagi.
b.
Tidak ditunjukkan untuk wilayah
tertentu
Islam membebaskan tempat dalam ibadah.
Dimana saja manusia dapat menghadapkan wajahnya kepada Tuhannya.
c.
Melingkupi segala
Islam tidak terpaku pada bentuk do’a
atau pujian tertentu. Segala perbuatan baik yang di lakukan dengan tulus, serta
kesadaran bahwa segalanya di lakukan untuk melaksanakan perintah Tuhannya semata-mata
mencari keridhoan-Nya.
·
Moralitas Islam Dalam Pendidikan
Islam memiliki ajaran khas dalam bidang
pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang
(education for all) dan berlangsung sepanjang hayat (long life education).
Dalam bidang pendidikan islam memiliki rumusan yang jelas, dalam bidang tujuan,
kurikulum, guru, metode, sarana dan sebagainya. Di Al qur’an dijumpai beberapa
metode-metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya-jawab, diskusi, dan
lain-lain. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang
di ajarkan dan dimaksudkan agar tidak membosankan.
·
Moralitas Islam Dalam Ilmu
Islam memiliki berbagai disiplin ilmu yaitu ilmu ke-Islaman. Yang termasuk
ilmu keislaman adalah Alqur’an/tafsir, hadits/ilmu hadits, ilmu kalam, filsafat,
tasawuf, hukum islam, sejarah dan kebudayaan islam, serta pendidikan islam. Islam
dan ilmu akan membawa kepada timbulnya jurusan dan fakultas di IAIN yang
tersebar di Indonesia.
·
Moralitas Islam Dalam Sosial
Dalam sosial yang di bicarakan adalah hubungan manusia dengan makhluk di
sekitarnya secara komprehensif. Baik dalam keluarga, karib maupun masyarakat.
Islam memiliki keluasan dalam berinteraksi dengan sesamanya. Islam juga
menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran,
kesetiaan, kesamaan derajat, tenggang rasa, dan kebersamaan.
5.
Pembaharuan Dalam Islam
Pembaharuan dalam islam mengandung makna modernisasi-modernisasi dalam
masyarakat barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk
mengubah paham, adat-istiadat, institusi lama, dan sebagainya. Untuk
disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan IPTEK modern.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia islam, terutama pembukaan abad ke-19 yang dalam sejarah islam di pandang sebagai permulaan periode modern. Kontak dengan dunia barat selanjutnya membuat ide-ide baru ke dunia Islam tersebut rasionalisme, nasionalisme, dan demokrasi, semua itu akan menimbulkan persoalan baru.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia islam, terutama pembukaan abad ke-19 yang dalam sejarah islam di pandang sebagai permulaan periode modern. Kontak dengan dunia barat selanjutnya membuat ide-ide baru ke dunia Islam tersebut rasionalisme, nasionalisme, dan demokrasi, semua itu akan menimbulkan persoalan baru.
Sebagaimana di Barat, dunia Islam juga timbul pikiran dan gerakan untuk
menyesuaikan keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan
ilmu pengetahuan modern. Kata modernitas dianggap mengandung arti negatif, maka
untuk menjauhi arti negatif itu apabila diterjemahkan dalam bahasa indonesia
yaitu pembaharuan.
Pada abad ke-18 dan 19 timbullah kesadaran akan kelemahan dan kemunduran
umat Islam pada diri pemimpin-pemimpin setelah adanya hubungan langsung dengan
dunia barat. Adanya kontak itu membuat para pemimpin Islam dapat mengadakan perbandingan
antara dunia Islam yang sedang menurun dan dengan dunia Barat yang sedang naik.
Keadaan ini mendorong pemimpin-pemimpin Islam untuk menyelidiki sebab yang
membawa Islam kepada kemunduran dan kelemahan. Selanjutnya mereka memikirkan
jalan keluar untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan. Diantara sebab yang
ditemukan pemimpin-pemimpin Islam yang membuat Islam lemah dan mundur adalah
bahwa Islam yang dianut dan yang di amalkan umat bukan Islam yang sebenarnya.
Di dalam Islam telah masuk ajaran dan praktek dari luar. Dengan kata lain,
bid’ah yang tidak menguntungkan telah banyak masuk ke dalam Islam. Selain itu
juga berkurangnya pemikiran untuk berijtihad untuk menemukan hukuk dari sumber
al Qur’an dan Hadits. Mereka lebih banyak bersifat taklid dan menjadi statis.
Sehingga timbullah anggapan bahwa hidup di dunia bukan untuk orang Islam tapi
untuk orang bukan Islam. Selain itu dalam ajaran jabariyah yang didalamnya
terdapat teologi islam mulai mempunyai pengaruh kepada umat Islam diabad
pertengahan. Ajaran ini dan ajaran tawakkal yang dibawa tarikat sufi telah
menghilangkan dinamika umat Islam, sebagai gantinya timbullah sikap pasif
dikalangan umat Islam. Sebab lain ialah pemerintahan absolut yang terdapat di
dunia Islam abad pertengahan. Sultan atau raja berbuat sekehendak hati tanpa
memperhatikan kepentingan umat. Itulah sebab-sebab penting yang membawa
kemunduran dan kelemahan umat Islam. Maka pembaharuan yang perlu dilakukan
yaitu umat Islam harus kembali pada ajaran Islam sebenarnya yaitu sebagai mana
diamalkan umat Islam dizaman kelasik. Sikap taklid kepada pendapat dan
penafsiran lama juga harus ditinggalkan dan pintu ijtihad dibuka, yang
dijadikan pedoman hanya Al Qur’an dan Hadits. Dinamika dikalangan umat Islam
harus dihidupkan kembali dari paham tawakkal dan paham Jabariyah. Orientasi
keakhiratan umat Islam harus diimbangi dengan orientasi keduniaan. Pendidikan
tradisional harus diubah dengan memasukkan ilmu pengetahuan modern kepada
kurikulum madrasah. Dalam bidang politik, pemerintahan absolut harus diubah
menjadi pemerintahan demokrasi.
Perubahan-perubahan telah banyak terjadi dikalangan umat islam yang pada intinya tidak melanggar ajaran-ajaran agama. Jadi pembaharuan yang terjadi di dunia Islam dimaksudkan untuk kemajuan Islam dengan meninggalkan tradisi lama bukan dengan meninggalkan dasar agama atau ketentuan-ketentuan yang dibawa wahyu.
Perubahan-perubahan telah banyak terjadi dikalangan umat islam yang pada intinya tidak melanggar ajaran-ajaran agama. Jadi pembaharuan yang terjadi di dunia Islam dimaksudkan untuk kemajuan Islam dengan meninggalkan tradisi lama bukan dengan meninggalkan dasar agama atau ketentuan-ketentuan yang dibawa wahyu.
D.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bawa Islam itu agama yang betul-betul haq disisi Allah SWT, yang menyempurnakan agama-agama terdahulu. Islam memiliki sumber ajaran yaitu al Qur’an dan hadist, selain itu juga digunakan akal dan pikiran atau ro’yu untuk menetapkan hukum yang tidak ditemui dalam alQur’an dan hadist. Islam juga mempunyai karakteristik yang unik dan menarik yang dapat dikaji secara normatifitas dan historistas. Selain itu Islam juga mempunyai moralitas yang kukuh dan menyeluruh. Yang dalam intinya Islam, prinsip dasarnya dan ajaran-ajarannya bersifat selaras dan seimbamg. Islam juga mengenal adanya berbagai pembaharuan atau modernesitas akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi pembaharuan yang dimaksud bukan dengan meninggalkan prinsip pokok ajaran Islam atau aturan-aturan yang telah ditentukan oleh wahyu, akan tetapi dengan meninggalkan tradisi lama.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bawa Islam itu agama yang betul-betul haq disisi Allah SWT, yang menyempurnakan agama-agama terdahulu. Islam memiliki sumber ajaran yaitu al Qur’an dan hadist, selain itu juga digunakan akal dan pikiran atau ro’yu untuk menetapkan hukum yang tidak ditemui dalam alQur’an dan hadist. Islam juga mempunyai karakteristik yang unik dan menarik yang dapat dikaji secara normatifitas dan historistas. Selain itu Islam juga mempunyai moralitas yang kukuh dan menyeluruh. Yang dalam intinya Islam, prinsip dasarnya dan ajaran-ajarannya bersifat selaras dan seimbamg. Islam juga mengenal adanya berbagai pembaharuan atau modernesitas akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi pembaharuan yang dimaksud bukan dengan meninggalkan prinsip pokok ajaran Islam atau aturan-aturan yang telah ditentukan oleh wahyu, akan tetapi dengan meninggalkan tradisi lama.
E.
PENUTUP
Demikianlah makalah Sumber Dan Karakteristik Islam yang dapat saya susun. Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang Metodologi Studi Islam. Kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Demikianlah makalah Sumber Dan Karakteristik Islam yang dapat saya susun. Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang Metodologi Studi Islam. Kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Khurshid, Prinsip-Prinsip Pokok Islam, Jakarta: CV. Rajawali, 1989
Ali, Daud, Muhammad, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Rajawali, 1997
Hasan, Ali,M., Studi Islam AlQur’an dan Assunah, Jakarta: Grafindo Persada, 2000
Hakim, Atang, Abdul, Metodologi Studi Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999
Kaelani, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2001
Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Grafindo,2002
Qutb, Sayyid, Karakteristik Konsepsi Islam, Bandung: Pustaka, 1990
0 komentar:
Post a Comment